Pengaruh
Pandemi Covid-19 terhadap Perubahan Perilaku Konsumen
Alifa
Khusnadewi
Email
: khusnalifa11@gmail.com
Abstrak
Artikel ini
bertujuan untuk menganalisis perubahan perilaku konsumen yang terjadi selama
pandemi covid-19. Pandemi covid-19 telah membuat perubahan yang begitu cepat
terhadap perilaku konsumen dalam mendapatkan barang dan jasa. Tuntutan untuk
tetap dirumah menyebabkan penggunaan media sosial semakin banyak dan intens. Banyak masyarakat
yang memanfaatkan media sosial untuk memenuhi kebutuhannya selama pandemi. Penerapan
social distancing juga membuat pembelian barang dan jasa secara langsung
dibatasi hanya untuk beberapa orang yang membuat masyarakat lebih memilih
melakukan pembelian secara online. Selain itu, pelaku konsumsi harus
menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi. Artikel ini menggunakan
metode studi kepustakaan dan literatur review mengenai perubahan perilaku konsumen
selama pandemi covid-19.
Keyword : Perubahan perilaku, Pandemi, Konsumen
1. PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 telah
memberikan dampak yang cukup besar dalam berbagai bidang, salah satunya dalam
bidang ekonomi. Berdasarkan analisis yang
dilakukan oleh Accenture terhadap
masyarakat yang terkena dampak pandemi, 64% diantaranya menjadi lebih aware dengan
kesehatan diri sendiri, namun 82% dari responden merasa lebih khawatir
dengan kondisi ekonomi yang terdampak karena pandemi. Hal ini menunjukkan bahwa
sebenarnya masyarakat lebih peduli akan kondisi ekonomi daripada kesehatan
mereka sendiri (vutura.io, 2020). Dampak
yang terjadi dalam bidang ekonomi salah satunya yaitu perubahan perilaku
konsumen. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses
pengambilan keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut (Setiadi,
2019). Perubahan perilaku konsumen menpengaruhi perubahan pola konsumsi yang
secara otomatis akan mempengaruhi daya beli masyarakat.
Awal
diumumkannya kasus covid-19 di Indonesia, konsumen di beberapa
daerah melakukan tindakan panic
buying. Faktor penyebab perilaku
panic buying, yaitu faktor dari
perilaku konsumen (munculnya persepsi kelangkaan barang), adanya
ketakutan, kecemasan, perasaan tidak
aman, konflik psikologis, stres, persepsi ketidakpastian, dan paparan
media. Kami juga mengajukan model dinamika psikologi
sosial yang dapat
memicu munculnya panic buying
menggunakan teori kognitif sosial (Shadiqi et
al., 2020). Sebuah penelitian menyebutkan bahwa pada masa
pandemi covid-19 konsumen memutuskan untuk membeli produk secara signifikan
dipengaruhi oleh kecemasan antisipatif kenaikan barang, kawanan
atau kelompok dan terhasutnya paparan
media atau rumor akan kelangkaan barang (Widyastuti, 2020). Panic
buying ini menyebabkan adanya barang kebutuhan pokok menjadi lebih sulit untuk
dicari terutama kebutuhan seperti masker, vitamin, obat, dan handsanitizer.
Kasus covid-19 ini
semakin hari semakin bertambah jumlahnya. Tidak dapat dipungkiri hal ini
menyebabkan masyarakat lebih memilih penggunaan teknologi digital dalam
memenuhi kebutuhannya. Di Indonesia perubahan pembelian yang dilakukan secara
langsung kini berubah dengan menggunakan dunia digital. Kebijakan social distancing juga menjadi
faktor penting di situasi pandemi saat ini dan banyak masyarakat yang lebih
mengandalkan melakukan kegiatan secara online. Kegiatan secara online ini
mendorong perubahan pola konsumsi yang tergolong konsumtif dan semakin
menumbuhkan minat para penyedia barang dan jasa. Hal tersebut sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Harahap dan Dita (2018), dalam jurnalnya
menyampaikan bahwa pada era globalisasi dan banyaknya kemudahan transaksi
belanja online dapat menimbulkan perilaku konsumtif karena senang dengan
kemudahan yang dihadirkan dalam belanja online.
Indonesia telah
menjadi pengguna sosial media terbanyak dan menjadi rumah untuk banyak start-up
di Asia Tenggara. Tidak mengherankan apabila saat ini para konsumen berpindah
ke media digital dan e-commerce. Sebanyak 37% responden dari
sebuah studi mengatakan bahwa mereka
mendownload satu atau lebih aplikasi
e-commerce baru dalam
2 minggu pertama sejak
diberlakukan social
distancing dan para
konsumen menghabiskan waktu mereka
untuk bersosial media (Dahiya, Kapil &
Potia, 2020). Penelitian
yang dilakukan oleh Valassis mengenai pergeseran perilaku konsumen menemukan
bahwa 57% konsumen lebih sering untuk berbelanja online, 51% konsumen
meluangkan waktu lebih banyak pada media sosial dan 55% menghabiskan lebih
banyak waktu untuk streaming platform TV dibandingkan sebelum adanya pandemi
COVID-19, (Valassis.com, 2020). Saat ini konsumen memilih untuk berbelanja
online sebagai pilihan yang paling aman guna menghindari kontak fisik, bahkan
saat ini masyarakat mulai terbiasa untuk berbelanja kebutuhan pokok secara
online. Meningkatnya antusiasme masyarakat terhadap layanan belanja bahan pokok
online seperti Sayurbox, Happyfresh, yang menyebabkan munculnya layanan serupa untuk memenuhi
kebutuhan konsumen di tengah kondisi pandemi hingga saat ini (vutura.io, 2020).
Ada 5 (lima) besar Marketplace terbesar yang paling banyak dikunjungi oleh
Masyarakat Indonesia yaitu Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan Blibli.
Pada awalnya,
konsumen online didominasi oleh generasi-generasi millennial. Industri yang
konsumennya memang untuk generasi millennial sudah sejak lama
mengandalkan e-commerce sebagai sarana transaksi
jual-beli. Namun, adanya pandemi ini
membuat generasi tua mempelajari dan juga menggunakan e-commerce . Menurut
McKinsey, konsumen online pada saat dan pasca-pandemi juga akan didominasi oleh
generasi boomer, satu tingkat diatas generasi X. Pada pasca-pandemi
nanti atau bahkan saat pandemi, perusahaan harus lebih peka terhadap generasi
tertua ini dan mampu menyasar pada semua kalangan baik dari segi diferensiasi
produk dan kampanye (jurnal.id, 2021).
Dampak pandemi ini menyebabkan banyak
orang yang diberhentikan dari pekerjaannya. Karena hal ini, banyak orang yang
memutuskan untuk membuat usaha sendiri untuk menyambung hidupnya. Namun, ada
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika memulai bisnis pada masa
pandemi ini, yaitu salah satunya terkait nilai barang
seperti harga, promosi, dan biaya pengiriman serta kenyamanan dan ketersediaan
barang saat berbelanja. Selain itu, konsumen juga lebih memperhatikan kemasan
dan keberlanjutan produk. Data McKinsey menunjukkan, semakin banyak konsumen
yang memilih untuk membeli produk lokal yang ramah lingkungan. Hal ini bisa
menjadi pertimbangan bagi pebisnis dalam membuat kemasan untuk produk. Selain
itu, faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja langsung
yaitu memastikan kehigienisan toko, konsumen paling memperhatikan sanitasi atau
kebersihan toko, diikuti dengan regulasi penggunaan masker dan pembatasan jarak
(sirclo.com, 2020). Maraknya pemakaian masker dan produk kebersihan membuat banyak masyarakat akhirnya menciptakan produk, seperti
membuat masker dengan berbagai macam motif, membuat hand sanitizer, dan membuat
produk makanan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Selain itu, diterapkannya protokol
kesehatan untuk mencegah persebaran virus menyebabkan menurunnya ketertarikan
konsumen untuk melalukan kegiatan diluar rumah, seperti membeli tiket konser,
tiket pesawat, serta kegiatan yang dilakukan di tempat terbuka lainnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh IBM mengenai perilaku konsumen pada masa pandemi, 75%
responden menunjukkan bahwa mereka tidak berminat untuk mengunjungi atau
menghadiri kegiatan di luar rumah pada tahun 2020 (vutura.io, 2020). Banyak masyarakat yang lebih memilih
berlangganan aplikasi untuk melihat film maupun drama dirumah, seperti Netflix,
Disney+hotstar, Viu maupun aplikasi lainnya.
Kasus covid-19 ini dapat dikatakan tidak
memakan korban yang sedikit. Banyak masyarakat yang semakin peduli terhadap
kesehatannya maupun kesehatan orang-orang terdekatnya. Menurut
riset Nielsen, sebanyak 44% konsumen mengaku mereka jadi lebih sering
mengonsumsi produk kesehatan (lalamove.com, 2021). Produk kesehatan yang sering
dibeli seperti vitamin, suplemen, dan makanan yang sehat. Selain membeli produk
kesehatan masyarakat juga membeli produk kebersihan, seperti tisue basah, hand
sanitizer, dan sabun cuci tangan. Tidak hanya membeli produk kesehatan dan
prodduk kebersihan masyarakat bahkan banyak yang membeli alat olahraga. Untuk
menjaga daya tahan tubuhnya banyak yang
melakukan olahraga dengan rutin baik bersepeda, lari maupun olahraga
yang lain.
Adanya kebijakan Work from Home (WFH) membuat para siswa
dan mahasiswa melakukan kegiatan pembelajaran secara online. Kegiatan
pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan platform platform online seperti
Zoom, Google meet, Schoology, Classroom dan masih banyak lagi. Pembelajaran
online ini sudah jelas pasti membutuhkan jaringan internet yang stabil dan
kuota yang cukup untuk menjalankannya aplikasinya. Tidak dapat dipungkuri
penggunaan kuota juga menjadi semakin banyak setelah menggunakan aplikasi
pembelajaran tersebut. Hal ini membuat pengeluaran semakin membesar. Karena
banyaknya penggunaan kuota ini membuat pemerintah memberikan bantuan berupa
subsidi kuota untuk para siswa, para pengajar baik guru maupun dosen dan juga
para mahasiwa. Akan tetapi, banyak masyarakat yang kemudian beralih menggunakan
Wi-Fi karena menganggap lebih murah dan kestabilan sinyal lebih terjaga.
Dengan demikian, adanya pandemi covid-19 menyebabkan
terjadinya perubahan perilaku konsumen dari berbagai aspek kehidupan, baik
dalam hal jual beli, pendidikan, mapupun kesehatan. Tidak dipungkiri bahwa
media digital selama pandemi covid-19 sangat berperan penting bagi masyarakat
untuk tetap menjalankan aktivitasnya meskipun dilakukan secara online.
Perubahan perilaku konsumen juga terjadi secara cepat menyesuaikan kondisi
pandemi saat ini.
Penelitian ini dilakukan umtuk menjawab apa saja
perubahan perilaku konsumen di tengah terjadinya pandemi covid-19 yang telah melanda
Dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apa saja perubahan perilaku
yang terjadi kepada masyarakat sebagai dampak adanya pandemi dan cara yang
dilakukan oleh masyarakat untuk menjalankan kehidupannya di tengah wabah
covid-19 ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hanifah, Nurul., & Rahadi, Dedi Rianto. 2020.
Analisis Perilaku Konsumen dalam Memutuskan Pembelian Secara Online pada Masa
Pandemi Covid-19. SULTANIST: Jurnal
Manajemen dan Keuangan, Vol 8 (No 2).
Cholilawati.,
& Suliyanthini, Dewi. 2020. Perubahan Perilaku Konsumen Selama Pandemi
Covid-19. Equilibrium : Jurnal
Pendidikan.
Fadillaha,
Muhammad Nur., Subchan, M. 2021. Dampak Covid-19 terhadap Perilaku Konsumen
dalam Penggunaan Marketplace di Indonesia. Jurnal
Mitra Manajemen.
Rohmah, Ainur. 2020. Pandemi
Covid-19 dan Dampaknya Terhadap Perilaku Konsumen di Indonesia. Jurnal Inovasi Penelitian