Suscríbete

Senin, 03 November 2014

Harus Ada Kontinuitas Peran Ka-Fossei

Oleh: Azriadian El Haq*
Ka-Fossei atau yang disebut Korps Alumni Forum Siaturahmi Studi Ekonomi Islam adalah wadah yang dibentuk untuk para alumnus/yang tidak masuk dalam structural KSEI. Diharapkan lewat wadah ini aspirasi, keilmuan, mapun kontribusi bagi para aktivis KSEI bisa tersalurkan. Dalam kenyataannya tidak sedikit ditemua para alumnus ini sudah kehilangan kontak dengan KSEI-nya atapun sudah tidak mau berkontribusi bagi KSEI. Sangat dimaklumi jika memang begitu, mungkin karena aktivitasnya semakin padat. Tapi jangan sampai hal itu melupakan kontribusi KSEI-nya.
Inilah yang hendak dibahas, kalau Ka-Fossei selalu dimaklumi begitu, kapan ada kontinuitas gerakan bagi ekonomi islam. Hal ini akan bertolak belakang dengan siklus reproduksi kader KSEI. Diawalali dengan susah payah merekrut, membina, mecetak kader-kader agar militan dalam menghidupi KSEI-nya, memperjuangkan ekonomi islam, tetapi setelah lulus dari KSEI bekerja lalu lupa akan KSEI-nya. Militansi juga jangan hanya dipertanyakan untuk kader-kadernya yang masih masuk dalam struktural, tetapi juga peran alumninya. Dilema yang berulang-ulang bagi KSEI akan selalu menyertainya, karena tiap tahun yang mati-matian bekerja pasti yang hanya masuk structural. Adanya kesinambungan peran alumni juga agar tidak selalu mulai dari nol, dan kepemimpinan yang baru tidak cenderung dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan seperti masa lalu.
Masih juga bertolak belakang dengan ide kesadaran (baca artikel: Fosei, Kesadaran Sejarah dan Kolektif,Konsep Kesadaran perspektif Kuntowijoyo). Karena ide dasar yang hendak ditanamkan akan hilang seketika ketika menghadapi dunia nyata (real world). Kesadaran kolektif di KSEI-nya berubah menjadi kesadaran pribadi sendiri. Kesadaran sejarah akan masa depan kolektif menjadi kesadaran masa depan pribadi. Peran yang diharapkan bagi KSEI berupa materi dan non-materi. Alumni melihat dan mengajak diskusi para kader secara psikologis tentu akan berbeda dalam mempengaruhi mental kader.
Gerakan Ka-Fossei memang sudah diawali sudah ada koordinatornya, tetapi yang sulit adalah bagaimana gerakan itu bisa dibuat secara kontinyu, berkesinambungan dengan program-program yang selaras dengan KSEI atau Fossei. Ada dua pendekatan untuk memaksimalkan peran alumni yaitu gerakan internal dan eksternal. Gerakan internal adalah bagaimana peran kedalam (baca; KSEI-nya) alumni. Terdapat program yang dibangun dalam menyinambungkan psikologis KSEI dengan alumninya. Gerakan eksternal adalah bagaimana peran/gerakan keluar bagi alumni, misalnya program kusus bagi alumni, dalam meningkatkan kapasitasnya, jadi bukan sekadar temu alumni atau hura-hura seperti anak kecil.
Walaupun dalam penggambaran belum sedetail konsep gerakan yang sempurna, paling tidak itu bisa dijadikan gambaran awal bagi kontinuitas peran alumni-alumni (Ka-Fossei) bagi KSEI-nya atau bagi ekonomi islam secara umum. Mungkin ada KSEI yang sudah mulai memaksimalkan peran alumninya tetapi banyak pula yang belum. Jika memang program itu berlanjut mungkin kesadaran sebagai ummah wahidah akan tercapai, atau paling tidak dengan menyadari pentingnya peran Ka-Fossei mereka akan selalu dibutuhkan dalam mengentaskan kaum mustada’afin atau peran terhadap kader-kader yang masih didalam structural, ikatan gerakan dan ikatan emosional akan selalu terjalin. Dan Umar pun berdoa “Aku berlindung pada Allah dari kelaliman orang jahat dan diamnya orang baik”. Begitu.
*Penulis adalah mahasiswa FAI Jurusan syariah semester 5, Staf KIO (Kontrol Internal Organisasi) Departemen 4 Kaderisasi FoSEI FEB UMS

sumber!elhaqpos

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surakarta 57162, Indonesia
Kampus 2 UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UMS)

Followers

Stats

Didukung Oleh

Didukung Oleh

Link Blog

BTemplates.com

Popular Posts