Strategi Pemasaran Bagi UMKM
Oleh : Sri Wulan
Abstrak
Artikel ini bertujuan mengetahui bagaimana
analisi strategi pemasaran yang digunakan oleh usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) di era digital 4.0. Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia masih
rendah sudah saatnya kegiatan bisnis memerlukan strategi yang mumpuni dan mampu
melakukan transformasi dan inovasi untuk menghadapinya agar bisnis tersebut
tidak tergilas oleh zaman. Dalam era
yang serba kempetitif ini berbagai perusahaan sudah mulai melakukan inovasi
terhadap berbagai strategi pemasaran. Melalui era digital 4.0 sistem pemasaran
sektor usaha mikro, kecil dan menengah diharapkan dapat memanfaatkan potensi
yang maksimal sehingga mampu tumbuh inklusif dan berkelanjutan.
Kata kunci: Strategi Pemasaran, UMKM, Digital
PENDAHULUAN
Dalam dunia bisnis strategi pemasaran bagaikan sebuah jantung untuk
kelancaran sebuah usaha. Arus globalisasi sudah tidak terbendung lagi masuk
keberbagai bisnis usaha. Era revolusi merupakan fenomena yang mutlak dan tidak
dapat dihindari. Kini sudah saatnya kegiatan bisnis memerlukan strategi yang
mumpuni dan mampu melakukan transformasi dan inovasi untuk menghadapinya agar
bisnis tersebut tidak tergilas oleh zaman. Strategi pemasaran diperlukan pada
berbagai lini produk dan jasa. Strategi pemasaran produk atau barang berbeda
dengan strategi pemasaran jasa. Bisnis jasa lebih cenderung memberikan
pelayanan kepada konsumen yang diukur dari tingkat kepuasan konsumen yang
diperolehnya. Dalam era yang serba kempetitif ini berbagai perusahaan sudah
mulai melakukan inovasi terhadap berbagai strategi pemasaran. Untuk produk yang
bersifat jasa penggunaan manajemen pemasaran yang konvensional sudah tidak
tepat lagi karena orientasi pemasaran dinilai telah mengalami perubahan yang
awalnya hanya orientasi penjualan menjadi orientasi nilai tambah pelanggan.
Orientasi bisnis bukan hanya mencari laba melalui penciptaan pelanggan namun
juga berprinsipkan relationship marketing & customer relation management
yang bertujuan mendapatkan laba untuk jangka panjang melalui kepuasan
pelanggan. Sehingga disini konsumen sebagai konsumsi akhir dapat diartikan
kepuasan keinginan dan hasrat konsumen yang akan dimiliki.
Mata rantai setiap pembelian produk memerlukan jasa, sehingga setiap
produk yang dibeli oleh konsumen harga didalam produk tersebut sudah termasuk
harga jasa. Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra dalam bukunya Service, Quality
& Satisfaction mengemukakan bahwa sektor jasa berperan signifikan dalam
perekonomian dunia. Di negara maju seperti Amerika Serikat, sektor jasa
berkontribusi terhadap sekitar 80% Produk Domestik Bruto (PDB) dan lebih dari
50% total pengeluaran konsumen dibelanjakan untuk jasa (Etzel, Walker dan
Stanton 2001). Ini dapat diartikan bahwa setiap produk memerlukan jasa untuk
kesinambungan bisnis karena jasa adalah bagian dari produk. Selain itu, jasa
juga merupakan salah satu sumber lapangan kerja. Pekerjaan dalam sektor jasa di
Amerika Serikat diperkirakan mencapai 79% dari total lapangan kerja dan
diprediksi akan menyediakan sekitar 90% dari keseluruhan lapangan kerja baru
pada dekade awal abad 21 (Kotler 2001). Penciptaan nilai pelanggan untuk
memenuhi keinginan pelanggan diperlukan berbagai kombinasi dari strategi
pemasaran yang ada. Pada era industri 4.0 atau lebih dikenal dengan era
digital, sangat mudah dijumpai bagaimana bisnis kini memenuhi keinginan
pelanggan melalui penggunaan jasa yang ada. Jika ditelusuri bahwa para ibu
rumah tangga bisa melakukan bisnis online dari rumah hanya menggunakan paket
data dan android (gadget). Ini dapat dikatakan bahwa bisnis jasa dapat
memudahkan keinginan pelanggan dengan maksimal. Keadaan ini tentu sudah menjadi
bagian dari strategi melalui jasa digital yang diberikan oleh sistem. Sistem
jasa ini juga berfungsi untuk memendekkan mata rantai penjualan sehingga harga
menjadi lebih terjangkau.
Di era digital (Industri 4.0.) ini bisnis harus mengikuti
perkembangan zaman agar tetap survive. Tidak hanya teknologi, perdagangan juga
harus siap menghadapinya. Bagi usahawan yang menggunakan sistem lama maka besar
kemungkinan akan ditinggal oleh pesaing yang lain yang menerapkan sistem
terbaru bahkan akan masuk industri-industri asing yang maju dan masuk ke pasar
dalam negeri. Berdasarkan riset Wearesosial Hootsuite (Wearesosial 2019), pengguna
media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total
populasi. Jumlah tersebut naik 20% dari survei sebelumnya. Sementara pengguna
media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi.
Strategi pemasaran UMKM dibutuhkan dikarenakan beberapa hal, yaitu
Pemasaran sebagai sarana untuk mengenalkan produk yang kita hasilkan kepada
konsumen, mulai dari bahan, fitur, fungsi, dan berbagai detil produk. Kedua,
mengidentifikasi keinginan konsumen. Riset pemasaran perlu dilakukan untuk
mengetahui keinginan dan perilaku konsumen. Dengan demikian, pengusaha bisa
memenuhi harapan konsumen melalui produk yang dihasilkan. Ketiga, Pemasaran
sebagai urat nadi perusahaan. Tanpa strategi yang baik, penjualan akan sulit
dicapai. Keempat, membangun branding. Umumnya konsumen akan memilih produk yang
sudah mereka gunakan sebelumnya. Agar produk kita diketahui dan digunakan
konsumen, maka membangun merek perlu dilakukan. Kelima, menciptakan
komunikasi/hubungan dengan konsumen. Hubungan baik dengan kosumen perlu
dilakukan untuk me-maintain customer retention agar konsumen menjadi loyal dan
tidak mudah berpaling ke pesaing. Keenam, menjaga pertumbuhan usaha untuk
jangka panjang. Usaha yang bisa bertahan lama, langgeng ditentukan oleh kekuatan
merek, kualitas produk, dan komunikasi pemasaran yang kontinyu. Ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang kuat antara strategi pemasaran dengan penerapan
teknologi dan penerimaan terhadap kondisi global. Dalam hal bauran pemasaran,
meskipun produk yang dijual relatif sama dengan yang dijual oleh pesaing
mereka, tetapi karena mereka mengedepankan nilai tambah dan diferensiasi maka
mereka dapat memberikan produk yang tepat, harga yang layak serta bersaing,
pemilihan saluran distribusi yang sesuai, serta pemilihan media promosi yang
efektif bagi para pelanggan mereka sehingga kepuasan dan loyalitas pelanggan
dapat tercapai. Nory Jones et al. (2015) dengan objek penelitian pada UMKM
menemukan bahwa peran dari media sosial bagi pelaku UMKM adalah berikut (1)
meningkatkan pengenalan dan rasa ingin tahu konsumen, (2) meningkatkan hubungan
baik dengan konsumen, (3) dapat meningkatkan jumlah konsumen baru, (4)
meningkatkan kemampuan untuk menjangkau konsumen dalam skala global, dan (5)
menambah jalur promosi bagi bisnis local untuk meningkatkan citra UMKM. Damian
Ryan (2014) juga menyebutkan beberapa manfaat menjalin hubungan dekat dengan
pelanggan, yakni: (1) mendapatkan update informasi dari pelanggan, (2)
meningkatkan reputasi profil media sosial perusahaan, (3) menambah sumber
informasi selain dari media offline yang dapat digunakan sebagai studi pasar,
(4) dapat mempengaruhi influencers untuk ikut pula mempengaruhi para
followers-nya sehingga produk kitadapat citra yang baik dan positif.Dengan
demikian, melalui era digital 4.0 kini diharapkan sistem pemasaran sektor UMKM
(usaha mikro kecil dan menengah) bisa bersaing dan mampu tumbuh inklusif dan
berkelanjutan.