URGENSI LITERASI
DIGITAL TERHADAP PERKEMBANGAN MINDSET
MASYARAKAT INDONESIA SEBAGAI AKSI REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Nurus
Sa’adah
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Email:
@b300190348.student.ums.ac.id
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana urgensi sebuah literasi digital
terhadap perkembangan mindset atau
pola pikir masyarakat sebagai sebuah bentuk aksi industri revolusi 4.0. Literasi digital ini sangat penting
untuk dilakukan terlebih pada masa pandemi seperti saat ini. Literasi digital
menjadi sebuah upaya peningkatan minat baca masyarakat Indonesia, karena minat
baca masyarakat Indonesia termasuk dalam kategori rendah. Perkembangan
teknologi dalam dunia digital harus diimbangi dengan penguatan karakter diri.
Literasi digital ini belum banyak diminati masyarakat, karena mereka merasa
tidak butuh akan literasi digital ini dan menganggapnya tidak penting. Terdapat
beberapa cara yang dapat digunakan dalam meningkatkan minat literasi digital,
diantaranya dengan memperbaiki kemasan ataupun isi (internal dan eksternal)
kegiatan literasi digital, penyelenggaran sebuah sosialisasi akan pentingnya literasi
digital, dan pembuatan sebuah peraturan yang sah akan kewajiban literasi
digital.
Keyword: Literasi
Digital, Revolusi Industri 4.0, Pandemi
1.
PENDAHULUAN
Indonesia termasuk ke dalam negara
berkembang, hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya, rendahnya
tingkat pendidikan, kesenjangan ekonomi, minimnya kemajuan teknologi, banyaknya
pengangguran, dan lain sebagainya. Salah satu faktor utama dan menjadi
permasalahan inti di Indonesia adalah pendidikan. Banyak masyarakat Indonesia
yang buta huruf dan merasa bahwa pendidikan tinggi hanya menghabiskan biaya.
Dalam dunia pendidikan sendiri, terdapat
fokus utama pemerintah yakni mengenai minat baca masyarakat. Indonesia termasuk
dalam kategori rendah minat baca. Maka dari itu, untuk meningkatkan minat baca
masyarakat Indonesia, pemerintah menggalakan sebuah kegiatan yang disebut
dengan literasi.
Literasi adalah sebuah kegiatan membaca,
memahami, menafsirkan dan menyampaikan sebuah informasi. Literasi sering
diartikan sebagai sebuah kemampuan dalam menganalisis dan menyelesaikan sebuah
masalah yang berorientasi pada sebuah solusi. Literasi menjadi sebuah hal yang
penting bagi semua kalangan, terlebih bagi anak-anak, remaja, dewasa, bahkan
lanjut usia.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Pusat
Penelitian Kebijakan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan, dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Indeks Aktivitas Literasi Membaca
di 34 Provinsi yang ada di Indonesia tahun 2019 bahwa kegiatan literasi 34
provinsi Indonesia masih kurang dan memerlukan peningkatan. Dari hasil
perhitungan indeks literasi 34 provinsi itu menunjukkan bahwa terdapat 3
provinsi dengan nilai indeks tertinggi yaitu DKI Jakarta dengan angka indeks
58,16; D.I. Yogyakarta dengan angka indeks 56,20;, dan Kepulauan Riau dengan
angka indeks 54,76. Walaupun demikian, ketiga provinsi tersebut belum masuk
dalam kategori aktivitas literasi tinggi, karena angka indeks literasi ketinya
belum melebihi angka 60,01 atau bisa disebut masih berada dalam level sedang.
Provinsi Papua berada pada peringkat terendah dengan angka indeks 19,90 yang
termasuk dalam kategori aktivitas literasi sangat renda (0 – 20,00).
Selanjutnya, Papua Barat dengan angka indeks 28,25 dan Kalimantan Barat dengan
angka indeks 28,63 berada pada kategori aktivitas literasi rendah 20,01 – 40,00).
Maka dapat disimpulkan bahwa, 34 Provinsi yang ada di Indonesia masih perlu
peningkatan dalam aktivitas literasi.
Semakin berkembangnya zaman, perubahan
terus terjadi. Dunia dituntut untuk selalu bisa melakukan sebuah perubahan
berupa peningkatan dan inovasi baru dari sebuah penemuan. Kemajuan yang sangat
pesat terjadi pada bidang teknologi. Sekarang orang dapat dengan mudah bertukar
informasi, bahkan dari luar negeri sekalipun. Media teknologi yang memberikan
kemudahan komunikasi ini sering disebut dengan digital.
Media digital merupakan sebuah alat atau
platform yang dapat digunakan dalam
mempermudah pekerjaan manusia. Media ini membutuhkan pelatihan atau adaptasi
bertahap dalam mengoperasikannya. Media digital menjadi sebuah hal yang general
bagi negara-negara maju, namun bagi negara berkembang media ini dapat menjadi
alat pembantu ataupun boomerang bagi
penduduknya.
Pada masa pandemi, media digital berkembang
dengan sangat pesat. Kuantitas penggunaannya semakin bertambah. Karena dalam
situasi seperti ini. orang-orang diperintah untuk menghindari keramaian dan
segala kegiatan belajar maupun bekerja dialihkan via online. Namun, sebagian besar masyarakat Indonesia masih
membutuhkan penyesuaian diri dalam penggunaan media digital ini. Para siswa,
pelajar, mahasiswa atau dosen sekalipun dituntut untuk sanggup dalam
mengaplikasikan media digital ini.
Permasalahan ini dapat semakin membesar
apabila tidak ada sebuah upaya penanggulangan konsekuensi klimaksnya. Terlebih
untuk seorang anak kecil yang belum mengerti tentang dunia digital, beban
pengetahuan ini juga akan dilimpahkan kepada kedua orang tuanya. Orang tua
harus ikut berperan serta dalam mengajari anak mengenai media digital. Maka
dari itu, literasi mengenai media digital ini juga harus dipahami oleh seluruh
kalangan masyarakat.
Orang tua menjadi jembatan penyalur
informasi digital kepada anak sekaligus menjadi pengajar dan pendamping selama
proses penggunaan media digital. Kemudian anak mengolah dan menyerap informasi
tersebut ke dalam sebuah pemikiran yang nantinya akan mengeluarkan sebuah
output pengetahuan. Literasi digital ini dinilai sangat penting, karena dengan
adanya literasi ini akan sangat membantu para orang tua dalam mendidik anaknya
selama pandemi Covid-19.
Literasi digital ini menjadi sebuah
upaya penunjang minat baca masyarakat Indonesia. Karena Indonesia termasuk
dalam negara dengan minat baca yang rendah. Ada beberapa faktor penyebab minat
baca masyarakat Indonesia rendah, yaitu karena tidak adanya dorongan atau
ketertarikan dari dalam diri orang tersebut untuk membaca, banyaknya masyarakat
yang masih buta huruf, lingkungan yang kurang mendukung, keterbatasan buku atau
media bacaan, fasilitas yang kurang lengkap, dan lain sebagainya. Selain itu
adanya Covid-19 menguatkan keharusan adanya literasi digital, sehingga
diharapkan dengan adanya literasi digital ini dapat berimbas pada perbaikan
kualitas Indeks Pembangunan Manusia Indonesia.
Di era revolusi industri 4.0, literasi digital dapat dijadikan
sebagai batu loncatan dalam meng-upgrade
kemampuan diri. Literasi digital dapat memudahkan kita memahami mengenai apa
itu revolusi industri 4.0. Karena
dalam hal ini, revolusi industri 4.0
berbasis digital. Dalam revolusi industri 4.0
ini, tingkatannya lebih besar dibandingkan dengan 3.0, maka dari itu tingkat kecakapan dan pemahaman literasi akan
digital harus ditingkatkan. Dan ini menjadi salah satu yang menjadi
permasalahan negara Indonesia sebagai negara berkembang.
Adanya literasi digital ini akan membawa
efek positif bagi pemahaman masyarakat. Literasi digital ini akan dapat
mempengaruhi cara berpikir masyarakat. Karena apa yang sering kita baca, kita
dengar, dan kita pahami akan membentuk pola pikir yang lebih terarah. Hal ini
pun akan dapat mempengaruhi perilaku dan cara kerja kita.
Dalam literasi digital ini kita juga
sering menjumpai bahasa asing yang dapat meningkatkan intelektual kita. Jadi dalam literasi digital ini kita tidak
hanya berbicara mengenai sebuah hal baru yang berbau teknologi, tetapi kita
secara tidak langsung juga belajar mengenai Bahasa.
Penggunaan platform digital tak selalu berjalan lurus sesuai dengan arah
literasi digital. Karena masih banyak masyarakat Indonesia yang menyalahgunakan
fungsinya, yang dapa memberikan efek buruk bagi pengguna ataupun citra Indonesia.
Misalnya menyebarkan hoaks, bullying,
menghujat, menonton video yang tidak senonoh, provokasi, mengandung SARA, dan
lain sebagainya. Pendampingan dan pemantauan penggunaan platform digital atau medial sosial perlu dilakukan orang tua
khususnya untuk kategori anak-anak. Selain itu, sekarang banyak game online yang banyak mengalihkan
perhatian anak-anak. Game online ini
sendiri bisa menyebabkan kecanduan, sakit mata, boros, menghabiskan waktu, dan
lain-lain.
Canggihnya media digital harus diimbangi
dengan penguatan mental dan moral. Perubahan digital yang pesat yang kosong
akan moral, dinilai akan lebih menimbulkan efek negatif yang lebih besar
dibandingkan dengan lambatnya laju digital dengan laju moral yang tinggi. Maka
dari itu, urgensi digital ini harus seimbang dengan gerakan perbaikan moral
atau pendidikan karakter.
Hadirnya literasi digital pun belum
banyak diminati oleh masyarakat. Masyarakat mempunyai paradigma bahwa literasi
digital itu tidak penting. Literasi digital hanya diperuntukkan untuk mereka
yang berpendidikan. Literasi digital mempunyai spesifikasi dan batasan tertentu
baik dari segi usia, kemampuan, dan kebutuhan.
Terdapat beberapa strategi yang dapat
dilakukan untuk menarik minat masyarakat terhadap kegiatan literasi digital.
Pertama kegiatan literasi digital baik dari segi internal seperti isi, poster,
spanduk dan eksternal seperti promosi dan lain-lain harus dibuat dan dikemas
semenarik mungkin. Karena yang menjadi perhatian utama seorang yang awam akan
literasi digital adalah luarannya. Kedua, sosialisasi akan pentingnya literasi
digital bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi para pemuda. Ketiga,
adanya sebuah peraturan yang sah yang berisi tentang kewajiban melakukan sebuah
literasi digital.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk memaparkan mengenai pentingnya literasi digital yang dapat mempengaruhi
pola pikir masyarakat Indonesia. Literasi digital ini sangat dianjurkan
terlebih di era revolusi industri 4.0
dan pandemi seperti ini. Literasi digital yang baik harus didampingi dengan
peningkatan moral dan karakter seseorang. Dalam penelitian ini juga dijelaskan,
tiga cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap
literasi digital. Meningkatnya minat literasi digital dapat menjadi sebab
peruubahan Indeks Pebangunan Manusia Indonesia menjadi lebih baik dan lebih
sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Kasiyun
Suharmono. 2015. UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA SEBAGAI SARANA UNTUK
MENCERDASKAN BANGSA. Jurnal Bahasa Indonesia, Sastra, dan Pengajarannya Vol 1,
No 1. Doi: http://dx.doi.org/10.26740/jpi.v1n1.p79-95.
PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, & KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. 2019. Indeks Aktivitas Literasi Membaca 34 Provinsi.
ISBN: 978-602-0792-15-6. https://litbang.kemendikbud.go.id
Setyaningsih Rila Abdullah
Abdullah, dkk. 2019. Model penguatan literasi digital melalui pemanfaat
e-leraning. Jurnal Aspikom 3 (6), 1200-1214.
Sutrisna, I Putu Gede. 2020.
Gerakan literasi digital pada masa pandemi covid-19. Jurnal Pendidikan Bahasa
dan Seni 8 (2), 269-283. Doi: http://doi.org/10.5281/zenodo.3884420
Tahmidaten
Lilik dan Wawan Krismanto. 2020. Permasalahan Budaya Membaca di Indonesia
(Studi Pustaka Tentang Problematika & Solusinya). Scholaria: Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 10(1), 22-23. https://doi.org/10-24246/j.js.2020.v10.i1.p22-33