Kritik
Pedas KPAI terhadap PB Djarum
Oleh : Ria Dwi Permatasari
Perkumpulan Bulu Tangkis
atau dikenal dengan nama PB Djarum adalah perkumpulan dibawah naungan Djarum
Foundation. Djarum Foundation
merupakan yayasan yang bergerak di bidang sosial. Sedangkan Djarum Club yang
membidangi bulutangkis. Belakangan ini ramai kabar bahwa KPAI memberi surat
teguran kepada PB Djarum karena dianggap mengekploitasi anak.
KPAI menganggap bahwa
baju para peserta yang bertuliskan Djarum secara tidak langsung mengenalkan pada
anak-anak dibawah umur tentang
brand Djarum yang identik dengan rokok sehingga dapat menjadikan anak-anak target sasaran konsumen.
KPAI menganggap anak-anak harus dilindungi dan dijauhi dari keterpaparan rokok.
Hal tersebut dibantah oleh PB Djarum karena logo pada baju yang bertuliskan
Djarum adalah nama klub
bukan mewakili perusahaan rokok.
Adanya surat teguran dari
KPAI tersebut membuat media sosial menjadi ramai. Banyak yang menyuarakan
ketidaksetujuan dengan hal yang dilakukan KPAI. Bagaimana tidak? Mengapa baru
sekarang dipermasalahkan sedangkan PB Djarum sudah melaksanakan audisi umum ini
sejak tahun 2006. Selama ini tidak ada masalah dengan baju yang bertuliskan
Djarum dengan anak-anak yang mengenakan baju tersebut.
Adanya surat yang meminta
PB Djarum menghentikan audisi,
membuat masyarakat kesal dan marah. Selama ini, PB Djarum telah
menyumbangkan atlet berprestasi seperti Liliana Natsir, Kevin Sanjaya, Mohammad
Ahsan, dan lain sebagainya. Mereka semua telah mengharumkan nama Indonesia di
kancah Internasional. Apabila PB Djarum menghentikan audisi pencarian bibit
unggul bulutangkis, siapa yang akan menyumbangkan atlet-atlet calon bintang
perbulutangkisan Indonesia?
Kritik dari KPAI tentang
audisi bulutangkis yang digelar PB Djarum dipandang mengeksploitasi anak dan
KPAI memandang audisi bulutangkis jadi ruang promosi merek dagang PB Djarum
sebagai produsen rokok ternama di Indonesia, membuat PB Djarum membantah keras
tudingan tersebut. Sorotan KPAI ini lalu mendapati banyak respon masyarakat.
Kritik KPAI ini membuat
PB Djarum memutuskan menghentikan audisi PB Djarum atau pencarian bakat
bulutangkis pada tahun 2020. PB Djarum menyebut ingin meredam polemik yang
mencuat terkait tuduhan eksploitasi anak-anak dari KPAI. Banyak pihak yang menyayangkan
keputusan PB Djarum terlebih lagi
orang tua dengan anak-anak yang ingin mengikuti audisi tersebut.
Dibalik kritik KPAI,
banyak orang tua mengantar anaknya mengikuti audisi PB Djarum dengan penuh
perjuangan sampai ada yang harus mengutang untuk biaya pemberangkatan. Semua
itu dilakukan untuk impian anaknya agar menjadi atlet bulutangkis nasional.
Setelah lolos seleksi, semua pembiayaan ditanggung oleh PB Djarum sehingga
tidak merepotkan orang tua. Hal ini mendapat perhatian masyarakat yang cukup
miris didengar.
Cuitan masyarakat semakin
memanas dan geram dengan apa yang dilakukan KPAI hingga menjadi trending
topic Indonesia. Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) dan PBSI
(Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) berusaha menyelesaikan permasalahan
antara KPAI dengan PB Djarum di meja mediasi. Usaha tersebut menghasilkan
kesepakatan berupa :
- KPAI mencabut surat yang meminta PB Djarum menghentikan audisi.
- PB Djarum tetap melanjutkan audisi pencarian bibit unggul atlet bulutangkis Indonesia.
- PB Djarum sepakat mengubah nama yang semula Audisi Umum PB Djarum 2019 menjadi Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis tanpa menggunakan logo, merek, dan brand image Djarum.
- Kemepora, KPAI, dan PBSI sepakat memberi kesempatan kepada PB Djarum untuk melakukan konsolidasi internal guna melanjutkan audisi di tahun 2020.
Kesepakatan itu
mempertimbangkan ketersediaan atlet muda secara selektif dan berjenjang. Sebab,
cabang olahraga bulutangkis menjadi penyumbang utama perolehan medali di
sejumlah event olahraga. Setelah kesepakatan tersebut, semoga PB Djarum tetap
melanjutkan audisi beasiswa Bulutangkis di tahun 2020 dan seterusnya. Masyarakat hanya berharap PB Djarum tidak menghentikan
audisi tersebut.