Suscríbete

Selasa, 06 Desember 2016

Silaturahim dalam Sebuah Kajian Ekonomi

Silaturahim dalam Sebuah Kajian Ekonomi

DISUSUN OLEH :
KHAIRUNISA



       Berdasarkan pengertian dari bahasa arab, silaturahim terdiri atas dua kata yaitu Shilah dan Rahim. “Shilah” yang berasal dari kata washolayang, yang berarti menyambung. Sedangkan kata “Rahim” berasal dari kata arhaam yang memiliki arti sanak saudara yang tidak tergolong ahli waris. Secara umum, kata Rahim berarti mencakup seluruh umat manusia. Berbeda dengan pemahaman kebanyakan masyarakat selama ini, silaturahim tidak terbatas yang hanya berkunjung ke rumah sanak keluarga saja. Namun lebih dari itu, silaturahim juga bisa diartikan dengan segala tindakan yang dapat memperbaiki hubungan baik kita dengan kerabat atau orang lain yang berada di sekitar kita. Silaturahim juga tidak terbatas dengan orang yang sudah memiliki hubungan baik dengan kita saja. Melainkan silaturahim malah harus kita lakukan kepada orang yang memiliki hubungan kurang baik atau bahkan memutuskan hubungan dengan kita.

      Silaturahim memiliki fungsi yang sangat signifikan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi kehidupan manusia tidak kecuali dalam bidang ekonomi. Bahkan, silaturahim memiliki peran yang sangat penting bagi pembangunan sebuah perekonomian. Dikalangan masyarakat, silaturahim mampu membangun kepedulian sosial dan solidaritas diantara mereka. Silaturahim yang kuat diantara masyarakat akan mewujudkan atau membentuk sebuah hubungan keakraban yang nantinya akan meningkatkan semangat kerjasama diantara mereka. Selain itu, semangat silaturahim juga mampu membangun rasa simpati dan empati kita terhadap sesama. Dengan silaturahim, kita dapat mengetahui secara langsung keadaan orang yang berada di sekeliling kita. Oleh karenanya, kedua mata kita akan terbuka lebar dan diri kita akan mengerti akan realitas kehidupan masyarakat sekitar kita yang pada akhirnya dapat menyadarkan kita untuk bisa berbagi dengan sesama. Seperti halnya keadaan ekonomi suatu daerah yang terkena bencana alam, akan terlihat lebih buruk dari sebelumnya terjadi bencana alam.

      Dengan begitu, kita sesama saudara manusia harus memiliki rasa enggan menolong untuk kepentingan masyarakat luas. Seperti menyumbangkan dana yang kita miliki atau beberapa makanan serta pakaian-pakaian yang masih layak pakai untuk mereka. Sehingga, mereka akan terbantu dan tercukupi kebutuhannya meski dalam keadaan darurat pasca bencana, yang nantinya sedikit demi sedikit akan mendorong mereka untuk bangkit melakukan aktivitas seperti biasanya untuk memenuhi kebutuhannya dan memperbaiki keadaan perekonomiaannya. Hal inilah yang menjadi point tersendiri bagi pembangunan ekonomi di suatu daerah, dengan rasa kekeluargaan dan empati masyarakat mampu mempercepat proses recovery (memulihkan kembali) sebuah daerah pasca terjadinya bencana alam.



Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surakarta 57162, Indonesia
Kampus 2 UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UMS)

Followers

Stats

Didukung Oleh

Didukung Oleh

Link Blog

BTemplates.com

Popular Posts