Suscríbete

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 30 Juli 2021

PENGARUH LITERASI KEUANGAN SYARIAH MAHASISWA TERHADAP MINAT MENABUNG DI BANK SYARIAH DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

 PENGARUH LITERASI KEUANGAN SYARIAH MAHASISWA TERHADAP MINAT MENABUNG DI BANK SYARIAH DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

 

Dina Cahyaning Arifah

Tri Hesti Utami

 

ABSTRAK

Literasi keuangan syariah merupakan suatu pemahaman individu mengenai pengelolaan dana, akad-akad dalam keuangan syariah, dan juga investasi syariah agar kesejahteraan hidup di masa mendatang dapat terwujud. Literasi keuangan syariah tidak terlepas dari pengelolaan keuangan pribadi, dan juga implementasi terhadap tabungan, dan juga investasi syariah. Perkembangan dunia keuangan yang sangat pesat apabila tidak diimbangi dengan Pemahaman keuangan yang baik tentu akan berakibat fatal. Khususnya pada mahasiswa sebagai pilar utama untuk membangun perekonomian yang lebih baik di masa mendatang. Banyaknya mahasiswa yang minim akan literasi keuangan syariah akan menyebabkan kurang akses terhadap lembaga keuangan syariah. Hal ini tentunya yang menjadi kurangnya pemahaman pada mahasiswa adalah kurangnya sosialisasi dari lembaga keuangan terkait untuk menawarkan produk di bank syariah. Dan yang terakhir kurangnya minat mahasiswa untuk melakukan kegiatan menabung ataupun berinvestasi sejak menginjak bangku perkuliahan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh literasi keuangan syariah mahasiswa terhadap minat menempuh syariah secara parsial dan menganalisa unsur eksternal literasi keuangan syariah mahasiswa terhadap minat menabung dalam perspektif ekonomi Islam. Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan materi yang terkait dengan kasus yang diambil. Hasil penelusuran yang didapat yaitu literasi keuangan syariah mahasiswa berpengaruh positif terhadap minat menabung dengan mengetahui dasar keuangan syariah dan bank syariah mempunyai akad keuangan syariah seperti giro, tabungan, dan deposito yang dapat meningkatkan minat menabung pada mahasiswa. Pengetahuan mahasiswa tentang bank syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung. Dalam bank syariah tidaklah sama dengan bank konvensional. Islam memberikan kode etik dalam bahasa yang bijak tersirat dalam Al-qur’an agar umat Islam tidak berbuat zalim kepada siapa saja dengan cara berperilaku ribawi. Bank Syariah telah menjalankan operasionalnya dengan berdasarkan pada aturan Islam yang mengharamkan berperilaku bank konvensional.

Kata Kunci : Literasi Keuangan Syariah, Bank Syariah, Minat Menabung.

Kamis, 29 Juli 2021

Kamis, 15 Juli 2021

Pemulihan UMKM Melalui Transformasi Digital Di Masa Pandemi Covid-19

 Pemulihan UMKM Melalui Transformasi Digital Di Masa Pandemi Covid-19

Azzahra Shavira Putrie

Rahma Tarisa

Email: azzahra22075@gmail.com dan rhmaatarisa19@gmail.com

 

Abstrak

Artikel ini mengkaji tentang melemahnya perekonomian Indonesia di masa pandemi Covid-19 terutama pada sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tujuan dari artikel ini adalah untuk memulihkan UMKM melalui transformasi digital. Penyebaran corona virus ini sangat berdampak terhadap integritas bangsa Indonesia. Salah satunya pada bidang ekonomi terutama pada sektor UMKM. Oleh karena itu, pentingnya pemulihan UMKM melalui transformasi digital seiring dengan adanya anjuran dari pemerintah untuk tidak keluar rumah. Jadi, layanan yang ditawarkan digital platform memungkinkan konsumen untuk tetap berbelanja meski tidak keluar rumah. Tidak hanya karena layanan pesan antar yang ditawarkan oleh platform tersebut tetapi juga kemudahan pembayaran transaksi melalui uang elektronik. Go-Food melaporkan bahwa terjadi peningkatan transaksi hingga 20% dari awal pandemi hingga September 2020, sedangkan Grab-Food mengalami peningkatan sekitar 4% untuk periode yang sama. Peningkatan transaksi pada platform perdagangan ritel seperti Tokopedia dan Shopee juga meningkat. Digital platform pada umumnya dimanfaatkan oleh UMKM pada sektor perdagangan dan makanan-minuman, dimana mayoritas UMKM Indonesia memang bergerak pada sektor-sektor tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa ketersediaan digital platform cukup berperan besar dalam membantu survival UMKM pada masa pandemi. Dengan demikian, digital platform dapat membantu pemulihan perekonomian pada UMKM di masa pandemi Covid-19 ini.

Kata Kunci : UMKM, Pandemi Covid-19, digital

 

1.      PENDAHULUAN

Covid-19 (Coronavirus disease 2019) merupakan penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. Covid-19 ini dapat menimbulkan gejala gangguan pernafasan akut seperti demam diatas 38oC, batuk dan sesak nafas bagi manusia. Selain itu dapat disertai dengan lemas, nyeri otot dan diare. Pada penderita Covid-19 yang berat, dapat menimbulkan pneumonia, sindroma pernafasan akut, gagal ginjal bahkan sampai kematian.

Covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet (percikan cairan pada saat bersin dan batuk), tidak melalui udara. Akibatnya, coronavirus ini dapat menyebar luas ke beberapa negara, salah satunya yaitu Indonesia. Meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia, pemerintah meminta agar masyarakat melakukan social atau physical distancing (pembatasan social dan pembatasan jarak fisik) guna mencegah penularan Covid-19. Pemerintah juga menganjurkan masyarakat untuk work from home (bekerja dari rumah), kegiatan yang biasanya dilakukan di luar seperti, bekerja, belajar dan beribadah bisa dilakukan di dalam rumah.

Adanya peningkatan jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia, pemerintah membuat ketetapan baru. Dengan adanya ketetapan baru dalam beraktivitas yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia semasa pandemic Covid-19 ini, bentuk pembelajaran baru pun diterapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, yaitu dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan secara online atau daring. Hal ini menandakan bahwa coronavirus berdampak langsung pada bidang pendidikan. Coronavirus tidak hanya berdampak pada bidang pendidikan saja tetapi di berbagai bidang.  

Penyebaran corona virus ini sangat berdampak terhadap integritas bangsa Indonesia. Salah satunya pada bidang ekonomi. UMKM yang telah melakukan transformasi digital terutama dengan memanfaatkan digital platform yang ada, tentunya diuntungkan di tengah hantaman pandemi seperti sekarang. Selain karena market coverage yang lebih luas, UMKM yang melakukan transformasi digital juga menjadi lebih siap dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen. Pada masa pandemi, konsumen cenderung mengurangi aktivitas luar rumah.

Fenomena ini tercermin pada laporan Google untuk mobilitas masyarakat yang menurun tajam sejak pandemi, terutama untuk kegiatan rekreasi (termasuk restaurant dine-in, jalan ke mall, dan menginap di hotel). Penurunan mobilitas tersebut tentunya juga membatasi pengeluaran masyarakat sehingga aktivitas ekonomi juga menurun.

Layanan yang ditawarkan digital platform memungkinkan konsumen untuk tetap berbelanja meski tidak keluar rumah. Tidak hanya karena layanan pesan antar yang ditawarkan oleh platform tersebut tetapi juga kemudahan pembayaran transaksi melalui uang elektronik. Uang elektronik membuat konsumen tidak perlu ke ATM untuk menarik uang ataupun melakukan pembayaran. Fasilitas ini juga sangat nyaman digunakan saat pandemi karena dapat mencegah penularan virus melalui uang kertas.

Bank Indonesia mencatat dari Januari-September 2020, rerata nilai transaksi uang elektronik meningkat 31% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Nilai transaksi uang elektronik paling tinggi tahun ini terjadi pada April seiring dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini menunjukkan bahwa terbatasnya mobilitas masyarakat mendorong penggunaan uang elektronik sebagai medium pembayaran yang lebih aman.

Kemudahan yang ditawarkan digital platform mendorong aktivitas masyarakat yang dilakukan secara online. Peningkatan tersebut tercermin dari kinerja sektor informasi dan komunikasi yang tetap tumbuh double digit dalam dua kuartal terakhir.

Go-Food melaporkan bahwa terjadi peningkatan transaksi hingga 20% dari awal pandemi hingga September 2020, sedangkan Grab-Food mengalami peningkatan sekitar 4% untuk periode yang sama. Peningkatan transaksi pada platform perdagangan ritel seperti Tokopedia dan Shopee juga meningkat. Tokopedia mencatatkan peningkatan transaksi hingga 3 kali lipat sejak awal pandemi hingga September 2020, sedangkan Shopee sebanyak 1,3 kali lipat pada periode yang sama. Dalam kurun waktu yang relatif singkat itu, Indonesia pun resmi masuk ke dalam resesi setelah 2 kuartal berturut-turut ekonomi terkontraksi. Belajar dari krisis 1998, UMKM disebut-sebut sebagai penyelamat .

Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu yang paling terdampak akibat Pandemi Covid-19 karena terbatasnya mobilitas manusia. Tingkat adaptasi pelaku usaha dengan keadaan juga menjadi kunci bertahannya sektor UMKM dari pandemi. Begitu juga dengan pelaku usaha makanan yang mengubah bisnisnya menjadi makanan beku. Mereka juga beralih menjual produk di platform e-commerce atau bekerja sama dengan layanan pesan antar makanan.

Hadirnya program-program tersebut memberi angin segar kepada kita, namun, kenyataan di lapangan, penetrasi program tersebut ternyata dirasa belum optimal. Segudang kendala teknis menjadi penghambat lajunya program pemerintah dalam penguatan UMKM. Beberapa kendala yang saat ini solusinya berada dalam jangkauan “dua ibu jari” dari  66% masyarakat Indonesia adalah pencatatan & penggunaan data yang belum maksimal, serta kesempatan untuk

Tanpa akses ke pasar yang lebih luas,pencatatan UMKM yang sudah baik pun tidak akan berpengaruh banyak,karena ketiadaan transaksi yang dapat mendukung ketahanan usaha tersebut kedepannya. Sarana penjualan secara daring yang kini banyak tersedia mesti dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Menurut Asosiasi Usaha Kecil Menengah Indonesia (Akumindo), kontribusi UMKM dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2019 mencapai 60 persen. UMKM bergerak dalam berbagai sektor perekonomian seperti perdagangan (26.2%), industri material (24.8%), restoran, makanan, dan minuman (22.6%), dll. Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh UMKM pun mencapai 121 juta pada tahun 2019. Sudah menjadi rahasia umum bahwa UMKM merupakan segmen bisnis yang cukup rentan di tengah pandemi ini. Pasalnya banyak UMKM yang secara modal tidak cukup kuat untuk menghadapi kerugian operasional secara terus menerus. Selain itu, banyaknya UMKM yang berada dalam kategori sektor informal membuat akses terhadap pembiayaan modal tambahan menjadi sangat terbatas. Sementara itu, peran UMKM dalam perekonomian sangat besar.

Besarnya peran UMKM juga menjadi pertimbangan Pemerintah untuk memberikan stimulus khusus bagi UKM. Untuk tetap mendukung keberlangsungan UMKM saat pandemi, Pemerintah menganggarkan Rp 120,6 triliun stimulus dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk restrukturisasi kredit UMKM, subsidi bunga, insentif pajak, dan pembiayaan investasi UMKM. Sampai dengan 18 November 2020, realisasi stimulus yang diberikan Pemerintah kepada sektor UMKM mencapai Rp 96,6 triliun setara dengan 84% anggaran yang tersedia.

Meski demikian, UMKM tentunya tidak dapat bergantung hanya pada stimulus yang diberikan oleh Pemerintah. UMKM perlu untuk cepat beradaptasi dengan kondisi sekarang agar tetap dapat bertahan baik di masa pandemi maupun setelah ini berakhir. Terlebih lagi, jika ekonomi kembali normal namun perilaku konsumen berubah menyesuaikan kebiasaan yang ada pada masa pandemi ini. Digital platform pada umumnya dimanfaatkan oleh UMKM pada sektor perdagangan dan makanan-minuman, dimana mayoritas UMKM Indonesia memang bergerak pada sektor-sektor tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa ketersediaan digital platform cukup berperan besar dalam membantu survival UMKM pada masa pandemi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Arianto, B. (2020). Pengembangan UMKM Digital di Masa Pandemi Covid-19. ATRABIS : Jurnal Administrasi Bisnis.

Thaha, A. F. (2020). DAMPAK COVID-19 TERHADAP UMKM DI INDONESIA. JURNAL BRAND, Volume 2, No. 1

https://www.kompasiana.com/akbarmuhammad1335/5e95afdcd541df71e36c8935/efek-virus-corona-terhadap-berbagai-bidang

http://www.padk.kemkes.go.id/article/read/2020/04/23/21/hindari-lansia-dari-covid-19.html

https://koranbernas.id/dampak-pandemi-covid19-terhadap-sektor-pendidikan-di-indonesia

 

 

 

Memanfaatkan Kemajuan Teknologi untuk Pelayanan Koperasi pada Masa Pandemi

Memanfaatkan Kemajuan Teknologi untuk Pelayanan Koperasi pada Masa Pandemi

Tri Hesti Utami

Email: trihestiutami99@gmail.com

 

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang ditempuh  untuk mengembangkan pelayanan koperasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan memaparkan mengenai bagaimana kondisi koperasi disaat pandemi dan cara mengembangan koperasi agar manfaat koperasi bisa dirasakan untuk masyarakat dengan membuat inovasi dan memperbaiki sistem koperasi. Apalagi di saat pandemi seperti ini banyak larangan untuk keluar rumah untuk itulah diperlukan teknologi untuk memudahkan anggota ataupun masyarakat.

Keyword: koperasi, Pandemi, ekonomi

 

1. PENDAHULUAN

Pandemi Covid-19 berdampak pada beberapa sektor di Indonesia, mulai dari sektor sosial, sektor pariwisata, sektor manufaktur, sektor transportasi, sektor pangan dan sektor perekonomiaan. Sektor sosial dan sektor pertanian  dinilai mempunyai  dampak yang serius. Pademi Covid-19 mengharuskan masyarakat untuk berhati-hati dengan tetap mematuhi protokol kesehatan seperti jaga jarak ,menghindari kerumuanan dan tetap di rumah saja. Dengan pemanfaatan kemajuan teknologi dapat mempermudah masyarakat dalam melakukan transaksi atau kegiatan selama di rumah. Di era Revormasi Indusrti 4.0 saat ini maka menuntut negara untuk dapat mengembangkan kemajun teknologi.

Pada sektor perekonomian di pademi Covid-19 saat ini menyebabkan Peningkatan pada pengangguran terjadi karena terhambatnya aktivitas perekonomian secara otomatis membuat pelaku usaha melakukan efesiensi untuk menekan kerugian. Akibatnya , banyak perkerjan yang dirumahkan atau bahkan diberhentikan (PHK) dan hal tersebut menjadikan masyarakat semakin terpuruk dalam sistem ekonomi.Dengan kondisi tersebut, peran koperasi sebagai lembaga sosial-ekonomi sangat dibutuhkan. Bahkan, hal ini bisa menjadi momentum bagi koperasi untuk unjuk gigi sebagai rumah besar bagi UMKM dan berperan sebagai aggregator. Terbukti pada saat saat krisis ekonomi 1998, UMKM dan koperasi berperan sebagai penyelamat ekonomi nasional, karena di tengah banyaknya industri berjatuhan, ekspor UMKM justru naik berlipat-lipat dengan keuntungan yang tinggi, sejalan dengan tingginya kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah pada saat itu.

Menurut Mohammad Hatta, koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan semangat tolong menolong “ seorang untuk semua dan semua untuk seorang”. Tujuan koperasi bukan hanya mencari laba, tetapi melayani kebutuhan bersama dan wadah bagi pelaku ekonomi skala kecil. Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 “koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang undang dasar 1945”.Koperasi berperan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Keberadaan koperasi dapat mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan  masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Kondisi ini menunjukkan koperasi berperan aktif meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Tujuan koperasi berdasarkan pasal 4 UU Nomer 25/1992 menyebukan empat fungsi dan peranan koperasi ,(1)Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya . (2)Berperan sera secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehisupan manusia dan masyarkat. (3)Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurrunya. (4)Berusaha untuk meyujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekuluargan dan demokrasi ekonomi.

Koperasi memiliki peran penting dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya, masyarakat pada umumnya, dan ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan kemakmuran rakyat. Peran koperasi antara lain: meningkatkan pendapatan anggota, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan taraf hidup masyarakat, turut mencerdaskan bangsa dalam bentuk pelatihan manajemen, mempersatukan dan mengembangkan daya usaha, serta menyelenggarakan kehidupan ekonomi.

Kemajuan teknologi informasi telah memberikan banyak kemudahan bagi masyarakat. Hadirnya teknologi digital berbasis internet mengubah berbagai sendi kehidupan. Dengan teknologi digital melalui sentuhan jari, hanya perlu waktu beberapa menit saja untuk mengirim surat elektronik (surel) ke alamat yang dituju. Teknologi digital juga ikut membantu mempermudah digelarnya rapat-rapat tanpa perlu hadir secara fisik.Di era Revolusi Industri 4.0 saat ini koperasi harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat. Di bidang ritel misalnya, koperasi dan pelaku UMKM juga harus mampu memanfaatkan platform e-commerce atau mengembangkan platform marketplace untuk memperkuat penetrasi pasar.Demikian juga dalam pengelolaan kegiatan usaha simpan pinjam koperasi, harus mampu menyesuaikan dan memanfaatkan teknologi informasi saat ini.

Gerakan koperasi di Indonesia telah mengalami kemajuan pesat. Pasalnya, koperasi memberikan dampak nyata bagi perbaikan ekonomi anggotanya dan memberikan kontribusi pembentukan PDB yang terus mengalami peningkatan presentase dari tahun ke tahun dalam empat tahun terakhir ini. Di era revolusi industri 4.0, koperasi harus berupaya lebih keras untuk meningkatkan kinerjanya dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Koperasi di Indonesia untuk sesegera mungkin bertransformasi dengan perubahan zaman. Koperasi saat ini dihadapkan perkembangan teknologi digital, koperasi bisa hidup dan tetap ada di kehidupan masyarakat, karena koperasi mampu beradaptasi dengan perubahan pada lingkungan strategisnya. Digitalisasi layanan menjadi alternatif satu-satunya untuk mewujudkan koperasi yang kuat dan memiliki daya saing koperasi. Upaya tersebut bukan hal yang mudah untuk diterapkan karena kondisi koperasi maupun anggota antardaerah memiliki variasi yang tajam.

Transformasi digital perlu dukungan semua pihak. Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, pelaku usaha, komunitas dan media adalah pilar pentaheliks yang perlu memiliki visi yang sama untuk mendorong masyarakat koperasi memasuki ekosistem digital. Dengan konsep digital, kelancaran dan kemudahan dalam melakukan transaksi oleh anggota koperasi menjadi lebih praktis. Bisa dilakukan dari rumah dan tidak membuang banyak waktu di jalanan ibu kota yang cenderung selalu macet. Transaksi secara digital sangat membantu efektivitas usaha, seperti Komunikasi antara pengurus dan anggota bisa dilakukan secara daring maupun penggunaan kertas dokumen yang sangat jauh berkurang.

Oleh karena itu, untuk merealisasikankannya diperlukan persiapan dalam sumber daya manusia koperasi yang andal dalam mengantisipasi kemajuan teknologi merupakan pilihan utama untuk digitalisasi koperasi. Langkah selanjutnya yaitu, harus dibarengi dengan kreativitas dan inovasi untuk menata organisasi dan strategis bisnis, sehingga koperasi dapat memberikan pelayanan prima kepada anggota dengan mengoptimalkan penerapan teknologi digital, termasuk dalam mengelola usahanya, serta mempertanggungjawabkan usaha yang dikelolanya melalui rapat anggota.

 Penelitian ini adalah upaya untuk model pengembangan koperasi berbasis digital di masa pandemi Covid-19. Pengembangan ini juga meliputi pemanfaatan, market place, media sosial, dan berbagai aplikasi pendukung lainnya. Tujuan utama dari pengembangan ini adalah untuk memudahkan transaksi antara koperasi dengan anggota dan masyarakat, apalagi dikala pandemi seperti sekarang ini, dengan memanfaatkan teknologi maka dapat memudahkan penggunanya.  

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab bagaimana peranan koperasi untuk perekonomian dan pengembangan teknologi koperasi agar dapat bertahan di tengah Pandemi covid-19 yang melanda Dunia dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kondisi koperasi dikala pandemi dan digitalisasi koperasi agar bisa terus bertahan dan berkembang walaupun dikala krisis seperti sekarang ini serta bisa membantu dalam perekonomian.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://mediaindonesia.com/humaniora/269073/digitalisasi-koperasi-mudahkan-komunikasi-pengurus-dan-anggota

Abrar, Zamakhsyari. Desli Yenita dan Toha Sutomo. 2018. Pemikiran Bung Hatta Tentang Koperasi dan Relevansinya dengan Masa Kini. Jakarta: Perpusnas Press.

Feryanto, Agung. 2010. Koperasi dan Perananya dalam Perekonomian. Klaten: Saka Mitra Kompetensi.

 

 

 

 

 

 

 

 


URGENSI LITERASI DIGITAL TERHADAP PERKEMBANGAN MINDSET MASYARAKAT INDONESIA SEBAGAI AKSI REVOLUSI INDUSTRI 4.0

 

URGENSI LITERASI DIGITAL TERHADAP PERKEMBANGAN MINDSET MASYARAKAT INDONESIA SEBAGAI AKSI REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Nurus Sa’adah

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email: @b300190348.student.ums.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana urgensi sebuah literasi digital terhadap perkembangan mindset atau pola pikir masyarakat sebagai sebuah bentuk aksi industri revolusi 4.0. Literasi digital ini sangat penting untuk dilakukan terlebih pada masa pandemi seperti saat ini. Literasi digital menjadi sebuah upaya peningkatan minat baca masyarakat Indonesia, karena minat baca masyarakat Indonesia termasuk dalam kategori rendah. Perkembangan teknologi dalam dunia digital harus diimbangi dengan penguatan karakter diri. Literasi digital ini belum banyak diminati masyarakat, karena mereka merasa tidak butuh akan literasi digital ini dan menganggapnya tidak penting. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam meningkatkan minat literasi digital, diantaranya dengan memperbaiki kemasan ataupun isi (internal dan eksternal) kegiatan literasi digital, penyelenggaran sebuah sosialisasi akan pentingnya literasi digital, dan pembuatan sebuah peraturan yang sah akan kewajiban literasi digital.

Keyword: Literasi Digital, Revolusi Industri 4.0, Pandemi

 

1.      PENDAHULUAN

Indonesia termasuk ke dalam negara berkembang, hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya, rendahnya tingkat pendidikan, kesenjangan ekonomi, minimnya kemajuan teknologi, banyaknya pengangguran, dan lain sebagainya. Salah satu faktor utama dan menjadi permasalahan inti di Indonesia adalah pendidikan. Banyak masyarakat Indonesia yang buta huruf dan merasa bahwa pendidikan tinggi hanya menghabiskan biaya.

Dalam dunia pendidikan sendiri, terdapat fokus utama pemerintah yakni mengenai minat baca masyarakat. Indonesia termasuk dalam kategori rendah minat baca. Maka dari itu, untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, pemerintah menggalakan sebuah kegiatan yang disebut dengan literasi.

Literasi adalah sebuah kegiatan membaca, memahami, menafsirkan dan menyampaikan sebuah informasi. Literasi sering diartikan sebagai sebuah kemampuan dalam menganalisis dan menyelesaikan sebuah masalah yang berorientasi pada sebuah solusi. Literasi menjadi sebuah hal yang penting bagi semua kalangan, terlebih bagi anak-anak, remaja, dewasa, bahkan lanjut usia.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Indeks Aktivitas Literasi Membaca di 34 Provinsi yang ada di Indonesia tahun 2019 bahwa kegiatan literasi 34 provinsi Indonesia masih kurang dan memerlukan peningkatan. Dari hasil perhitungan indeks literasi 34 provinsi itu menunjukkan bahwa terdapat 3 provinsi dengan nilai indeks tertinggi yaitu DKI Jakarta dengan angka indeks 58,16; D.I. Yogyakarta dengan angka indeks 56,20;, dan Kepulauan Riau dengan angka indeks 54,76. Walaupun demikian, ketiga provinsi tersebut belum masuk dalam kategori aktivitas literasi tinggi, karena angka indeks literasi ketinya belum melebihi angka 60,01 atau bisa disebut masih berada dalam level sedang. Provinsi Papua berada pada peringkat terendah dengan angka indeks 19,90 yang termasuk dalam kategori aktivitas literasi sangat renda (0 – 20,00). Selanjutnya, Papua Barat dengan angka indeks 28,25 dan Kalimantan Barat dengan angka indeks 28,63 berada pada kategori aktivitas literasi rendah 20,01 – 40,00). Maka dapat disimpulkan bahwa, 34 Provinsi yang ada di Indonesia masih perlu peningkatan dalam aktivitas literasi.

Semakin berkembangnya zaman, perubahan terus terjadi. Dunia dituntut untuk selalu bisa melakukan sebuah perubahan berupa peningkatan dan inovasi baru dari sebuah penemuan. Kemajuan yang sangat pesat terjadi pada bidang teknologi. Sekarang orang dapat dengan mudah bertukar informasi, bahkan dari luar negeri sekalipun. Media teknologi yang memberikan kemudahan komunikasi ini sering disebut dengan digital.

Media digital merupakan sebuah alat atau platform yang dapat digunakan dalam mempermudah pekerjaan manusia. Media ini membutuhkan pelatihan atau adaptasi bertahap dalam mengoperasikannya. Media digital menjadi sebuah hal yang general bagi negara-negara maju, namun bagi negara berkembang media ini dapat menjadi alat pembantu ataupun boomerang bagi penduduknya.

 Pada masa pandemi, media digital berkembang dengan sangat pesat. Kuantitas penggunaannya semakin bertambah. Karena dalam situasi seperti ini. orang-orang diperintah untuk menghindari keramaian dan segala kegiatan belajar maupun bekerja dialihkan via online. Namun, sebagian besar masyarakat Indonesia masih membutuhkan penyesuaian diri dalam penggunaan media digital ini. Para siswa, pelajar, mahasiswa atau dosen sekalipun dituntut untuk sanggup dalam mengaplikasikan media digital ini.

Permasalahan ini dapat semakin membesar apabila tidak ada sebuah upaya penanggulangan konsekuensi klimaksnya. Terlebih untuk seorang anak kecil yang belum mengerti tentang dunia digital, beban pengetahuan ini juga akan dilimpahkan kepada kedua orang tuanya. Orang tua harus ikut berperan serta dalam mengajari anak mengenai media digital. Maka dari itu, literasi mengenai media digital ini juga harus dipahami oleh seluruh kalangan masyarakat.

Orang tua menjadi jembatan penyalur informasi digital kepada anak sekaligus menjadi pengajar dan pendamping selama proses penggunaan media digital. Kemudian anak mengolah dan menyerap informasi tersebut ke dalam sebuah pemikiran yang nantinya akan mengeluarkan sebuah output pengetahuan. Literasi digital ini dinilai sangat penting, karena dengan adanya literasi ini akan sangat membantu para orang tua dalam mendidik anaknya selama pandemi Covid-19.

Literasi digital ini menjadi sebuah upaya penunjang minat baca masyarakat Indonesia. Karena Indonesia termasuk dalam negara dengan minat baca yang rendah. Ada beberapa faktor penyebab minat baca masyarakat Indonesia rendah, yaitu karena tidak adanya dorongan atau ketertarikan dari dalam diri orang tersebut untuk membaca, banyaknya masyarakat yang masih buta huruf, lingkungan yang kurang mendukung, keterbatasan buku atau media bacaan, fasilitas yang kurang lengkap, dan lain sebagainya. Selain itu adanya Covid-19 menguatkan keharusan adanya literasi digital, sehingga diharapkan dengan adanya literasi digital ini dapat berimbas pada perbaikan kualitas Indeks Pembangunan Manusia Indonesia.

Di era revolusi industri 4.0, literasi digital dapat dijadikan sebagai batu loncatan dalam meng-upgrade kemampuan diri. Literasi digital dapat memudahkan kita memahami mengenai apa itu revolusi industri 4.0. Karena dalam hal ini, revolusi industri 4.0 berbasis digital. Dalam revolusi industri 4.0 ini, tingkatannya lebih besar dibandingkan dengan 3.0, maka dari itu tingkat kecakapan dan pemahaman literasi akan digital harus ditingkatkan. Dan ini menjadi salah satu yang menjadi permasalahan negara Indonesia sebagai negara berkembang.

Adanya literasi digital ini akan membawa efek positif bagi pemahaman masyarakat. Literasi digital ini akan dapat mempengaruhi cara berpikir masyarakat. Karena apa yang sering kita baca, kita dengar, dan kita pahami akan membentuk pola pikir yang lebih terarah. Hal ini pun akan dapat mempengaruhi perilaku dan cara kerja kita.

Dalam literasi digital ini kita juga sering menjumpai bahasa asing yang dapat meningkatkan intelektual kita.  Jadi dalam literasi digital ini kita tidak hanya berbicara mengenai sebuah hal baru yang berbau teknologi, tetapi kita secara tidak langsung juga belajar mengenai Bahasa.

Penggunaan platform digital tak selalu berjalan lurus sesuai dengan arah literasi digital. Karena masih banyak masyarakat Indonesia yang menyalahgunakan fungsinya, yang dapa memberikan efek buruk bagi pengguna ataupun citra Indonesia. Misalnya menyebarkan hoaks, bullying, menghujat, menonton video yang tidak senonoh, provokasi, mengandung SARA, dan lain sebagainya. Pendampingan dan pemantauan penggunaan platform digital atau medial sosial perlu dilakukan orang tua khususnya untuk kategori anak-anak. Selain itu, sekarang banyak game online yang banyak mengalihkan perhatian anak-anak. Game online ini sendiri bisa menyebabkan kecanduan, sakit mata, boros, menghabiskan waktu, dan lain-lain.

Canggihnya media digital harus diimbangi dengan penguatan mental dan moral. Perubahan digital yang pesat yang kosong akan moral, dinilai akan lebih menimbulkan efek negatif yang lebih besar dibandingkan dengan lambatnya laju digital dengan laju moral yang tinggi. Maka dari itu, urgensi digital ini harus seimbang dengan gerakan perbaikan moral atau pendidikan karakter.

Hadirnya literasi digital pun belum banyak diminati oleh masyarakat. Masyarakat mempunyai paradigma bahwa literasi digital itu tidak penting. Literasi digital hanya diperuntukkan untuk mereka yang berpendidikan. Literasi digital mempunyai spesifikasi dan batasan tertentu baik dari segi usia, kemampuan, dan kebutuhan.

Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menarik minat masyarakat terhadap kegiatan literasi digital. Pertama kegiatan literasi digital baik dari segi internal seperti isi, poster, spanduk dan eksternal seperti promosi dan lain-lain harus dibuat dan dikemas semenarik mungkin. Karena yang menjadi perhatian utama seorang yang awam akan literasi digital adalah luarannya. Kedua, sosialisasi akan pentingnya literasi digital bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi para pemuda. Ketiga, adanya sebuah peraturan yang sah yang berisi tentang kewajiban melakukan sebuah literasi digital.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memaparkan mengenai pentingnya literasi digital yang dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat Indonesia. Literasi digital ini sangat dianjurkan terlebih di era revolusi industri 4.0 dan pandemi seperti ini. Literasi digital yang baik harus didampingi dengan peningkatan moral dan karakter seseorang. Dalam penelitian ini juga dijelaskan, tiga cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap literasi digital. Meningkatnya minat literasi digital dapat menjadi sebab peruubahan Indeks Pebangunan Manusia Indonesia menjadi lebih baik dan lebih sehat.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Kasiyun Suharmono. 2015. UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA SEBAGAI SARANA UNTUK MENCERDASKAN BANGSA. Jurnal Bahasa Indonesia, Sastra, dan Pengajarannya Vol 1, No 1. Doi: http://dx.doi.org/10.26740/jpi.v1n1.p79-95.

PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, & KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. 2019. Indeks Aktivitas Literasi Membaca 34 Provinsi. ISBN: 978-602-0792-15-6. https://litbang.kemendikbud.go.id

Setyaningsih Rila Abdullah Abdullah, dkk. 2019. Model penguatan literasi digital melalui pemanfaat e-leraning. Jurnal Aspikom 3 (6), 1200-1214.

Sutrisna, I Putu Gede. 2020. Gerakan literasi digital pada masa pandemi covid-19. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni 8 (2), 269-283. Doi: http://doi.org/10.5281/zenodo.3884420

Tahmidaten Lilik dan Wawan Krismanto. 2020. Permasalahan Budaya Membaca di Indonesia (Studi Pustaka Tentang Problematika & Solusinya). Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 10(1), 22-23. https://doi.org/10-24246/j.js.2020.v10.i1.p22-33

 

Pemulihan UMKM Melalui Transformasi Digital Di Masa Pandemi

 

“Pemulihan UMKM Melalui Transformasi Digital Di Masa Pandemi”

Najma Farida Zubaidah

Email: najmafarida09@gmail.com

 

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pemulihan UMKM di masa pandemi melalui transformasi digital. Pandemi Covid-19 sudah lebih dari satu tahun terjadi hal ini berdampak besar terhadap banyak sektor kegiatan termasuk dalam sektor ekonomi. Di bidang ekonomi khususnya UMKM di masa pandemi ini sangat berdampak besar terkait dalam berbagai hal. Oleh karena itu transformasi digital terhadap UMKM perlu dilakukan agar dapat memulihkan dan membangkitkan ekonomi seperti sebelumnya. Dengan digitalisasi pelaku UMKM akan mendapat berbagai kemudahan salah satunya dalam hal pemasaran produk maupun jasanya. Artikel ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan mengkolaborasi berbagai literatur akan pengembangan UMKM digital guna pemulihan kembali di masa pandemi.

Keyword: UMKM digital, pandemi, ekonomi

 

1.      PENDAHULUHAN

              Pandemi Covid-19 yang terjadi di awal tahun 2020 sampai saat ini belum juga berakhir semakin hari kasus yang terjadi semakin melonjak. Hal ini mengakibatkan banyak sektor yang terhambat bahkan terhenti, dalam sektor ekonomi banyak perusahaan yang mengurangi karyawannya bahkan gulung tikar. Jika melihat perusahaan-perusahaan besar banyak yang seperti itu, bagaimana dengan nasib dari UMKM. Hal tersebut juga dialami oleh para pelaku UMKM sulitnya mendapat uang di masa pandemi akan membuat banyaknya penurunan akan pelanggan. Dengan begitu dampak besar akan terjadi, para pelaku UMKM di kondisi ini juga membutuhkan modal untuk terus menjalankan dan mempertahankan usahanya. UMKM saat ini adalah harapan untuk memulihkan dan membangkitkan ekonomi, maka perlunya transformasi digital.

              Saat ini Pemerintah terus berusaha  mendorong percepatan transformasi digital untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Oleh karena itu para inovator muda didorong untuk mendukung digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah melalui program Pahlawan Digital UMKM.  Hal tersebut digagas demi mendorong transformasi digital di kalangan pelaku UMKM yang pada akhirnya dapat membantu sektor tersebut bertahan di tengah pandemi. Penggagas Pahlawan Digital UMKM, Putri Tanjung mengatakan bahwa dalam situasi serba sulit saat ini banyak UMKM yang mampu bertahan bahkan penjualannya meningkat karena terhubung dengan ekosistem digital. “Namun baru 10-11 juta UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital. Di saat yang sama saya melihat banyak sekali anak muda yang hadir dengan inovasi membantu UMKM untuk go digital,” katanya pada diskusi virtual yang dikutip dari situs www.covid19.go.id, Rabu (11/11/2020).

                Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Fiki Satari menjelaskan bahwa inovasi dan layanan digital mampu menyelesaikan persoalan-persoalan lokal yang ada di lapangan. Berdasarkan data BPS per September 2020, 45 persen pelaku UKM hanya mampu bertahan selama 3 bulan dalam kondisi ekonomi di masa pandemi seperti ini. “Data survei Asian Development Bank (ADB) terkait dampak pandemi terhadap UMKM di Indonesia, 88% usaha mikro kehabisan kas atau tabungan, dan lebih dari 60% usaha mikro kecil ini sudah mengurangi tenaga kerjanya. Oleh karena itu sangat penting bagi usaha mikro agar diintervensi dengan literasi keuangan,” jelasnya. Kemenkop UKM juga  mengutip data dari Asian Development Bank tahun lalu terdapat 48,6 persen UMKM tutup sementara karena pandemi virus corona, sementara 30 persen UMKM yang bertahan mengalami penurunan permintaan.

                Meskipun perekonomian sedang lesu, platform digital, terutama e-commerce, membawa angin segar bagi UMKM untuk melanjutkan bisnis mereka. Mengutip survei dari Sea Insight pada Juni 2020, 54 persen UMKM memanfaatkan media sosial untuk berjualan online. Sementara UMKM yang berjualan di e-commerce mencapai 45 persen, total transaksi di e-commerce pada 2020 lalu meningkat 36 persen dibandingkan 2019, menurut data dari Bank Indonesia per November 2020. Transaksi di e-commerce tahun lalu senilai Rp286,9 triliun. Pemerintah mendorong UMKM masuk ke platform digital melalui Gerakan Bangga Buatan Indonesia, yang mengajak masyarakat untuk menggunakan produk lokal. Sejak kampanye Gerakan Bangga Buatan Indonesia diperkenalkan pada pertengahan 2020, terdapat 3,8 juta UMKM yang masuk ke platform dagang online berdasarkan data per Desember 2020. Usaha pemerintah untuk mendorong UMKM berjualan online dan terus tumbuh selama pandemi tidak berhenti di situ. Kemenkop UKM menyediakan platform pelatihan agar pelaku UMKM bisa belajar secara online dan bisa mengembangkan bisnisnya secara berkelanjutan. Menggandeng Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kemenkop UKM mengembangkan program Belanja di Warung Tetangga, agar warung bisa bersaing dengan toko-toko besar.

             Dalam program tersebut, warung bisa berbelanja bahan pokok melalui aplikasi Warung Pangan yang terhubung ke BUMN klaster pangan. Sebagai upaya menciptakan ekosistem usaha yang berkelanjutan, pemerintah juga mendorong UMKM masuk ke sistem pengadaan barang dan jasa pemerintah untuk meningkatkan pembelian produk lokal oleh pemerintah dan BUMN ketika konsumsi rumah tangga tidak berdaya beli yang kuat. Bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kemenkop UKM meluncurkan program pengadaan barang dan jasa di sekolah. Tantangan UMKM di Indonesia cukup beragam dan perlu untuk dicari solusi-solusi yang tepat. Penyebabnya, rasio kewirausahaan di Indonesia yang baru mencapai 3,5 persen. Kondisi ini dianggap perlu untuk menciptakan kondisi kemudahan berusaha agar meningkatkan rasio tersebut. “UMKM juga perlu langsung terhubung dengan rantai pasok industri, yang aksesnya kini baru mencapai angka 15 persen,” ucap Fiki. Kemenkop UKM sendiri telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengembangkan digitalisasi UMKM. Strategi tersebut antara lain:

1. Strategi yang pertama adalah meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan mempersiapkan pelaku usaha UMKM agar kapasitasnya bisa meningkat.

2. Strategi yang kedua, mengintervensi perbaikan proses bisnisnya yang diturunkan ke dalam beberapa program.

3. Strategi yang ketiga adalah perluasan akses pasar yang salah satunya juga Kemenkop UKM bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP) agar pelaku UMKM bisa menjadi vendor pengadaan barang dan jasa pemerintah.

4. Strategi yang ke empat adalah mengglorifikasi pahlawan lokal pelaku UMKM. Pahlawan lokal pelaku UMKM ini syaratnya adalah, pemantik, pemberdaya, punya brand yang kuat, dan secara keseluruhan mampu mengagregasi UMKM untuk berlabuh ke platform digital ataupun ke pasar internasional (ekspor) nantinya.

               Dengan strategi-strategi tersebut diharapkan dapat membantu pemulihan UMKM melalui transformasi digital. Seperti yang dijelaskan para pelaku UMKM dapat memanfaatkan transformasi digital ini untuk usahanya. Para pelaku UMKM dapat mempromosikan maupun menjual produk dan jasanya melalui platform digital yang tersedia. Saat ini adalah masa globalisasi dimana teknologi semakin maju dan beragam. Hal ini akan mempermudah para pelaku UMKM dan pembeli dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan begitu kegiatan ekonomi akan terus berjalan dengan baik, karena mudahnya dalam mengaksesnya. Para pelaku UMKM yang mempunyai warung juga tidak perlu khawatir karena Kemenkop UKM memiliki program Belanja di Warung Tetangga, agar warung bisa bersaing dengan toko-toko besar. Dalam program ini, warung bisa berbelanja bahan pokok melalui aplikasi Warung Pangan yang terhubung ke BUMN klaster pangan. Dengan adanya aplikasi tersebut akan mempermudah saat berbelanja kebutuhan warung yang diperlukan. Pemerintah juga mengadakan progam “Gerakan Bangga Buatan Indonesia”, yang mengajak masyarakat untuk menggunakan produk lokal. Gerakan ini sudah dilakukan sejak pertengahan 2020 dan mendapatkan respon yang positif dari para konsumen pada platform digital. Selain untuk mendorong produk produk dari pelaku UMKM tetap eksis di pasaran juga untuk menciptakan rasa bangga terhadap produk buatan lokal.

                Pemulihan UMKM akan terus dilakukan sampai terciptanya ekonomi yang stabil kembali. Para pelaku UMKM juga harus tetap menjaga transformasi digital ini agar usahanya tidak terhenti ditengah jalan. Dengan terus mengembangkan dan mempelajari cara menjual produk di platform digital serta terus berinovasi. Karena inovasi akan diperlukan terlebih lagi dengan adanya platform digital yang memungkinkan adanya persaingan dengan produk yang sama. Diharapkan pemulihan UMKM melalui transformasi digital berjalan lancar dan akan membangkitkan ekonomi di Indonesia.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

m.merdeka.com- 4-strategi-pemerintah-dorong-digitalisasi-umkm.

m.antaranews.com- 2007005 digitalisasi-berikan-manfaat-berkelanjutan-untuk-umkm.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Strategi Pemasaran Bagi UMKM

 

Strategi Pemasaran Bagi UMKM

Oleh : Sri Wulan

Abstrak

Artikel ini bertujuan mengetahui bagaimana analisi strategi pemasaran yang digunakan oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di era digital 4.0. Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia masih rendah sudah saatnya kegiatan bisnis memerlukan strategi yang mumpuni dan mampu melakukan transformasi dan inovasi untuk menghadapinya agar bisnis tersebut tidak tergilas oleh zaman.  Dalam era yang serba kempetitif ini berbagai perusahaan sudah mulai melakukan inovasi terhadap berbagai strategi pemasaran. Melalui era digital 4.0 sistem pemasaran sektor usaha mikro, kecil dan menengah diharapkan dapat memanfaatkan potensi yang maksimal sehingga mampu tumbuh inklusif dan berkelanjutan.

Kata kunci: Strategi Pemasaran, UMKM, Digital

 

PENDAHULUAN

Dalam dunia bisnis strategi pemasaran bagaikan sebuah jantung untuk kelancaran sebuah usaha. Arus globalisasi sudah tidak terbendung lagi masuk keberbagai bisnis usaha. Era revolusi merupakan fenomena yang mutlak dan tidak dapat dihindari. Kini sudah saatnya kegiatan bisnis memerlukan strategi yang mumpuni dan mampu melakukan transformasi dan inovasi untuk menghadapinya agar bisnis tersebut tidak tergilas oleh zaman. Strategi pemasaran diperlukan pada berbagai lini produk dan jasa. Strategi pemasaran produk atau barang berbeda dengan strategi pemasaran jasa. Bisnis jasa lebih cenderung memberikan pelayanan kepada konsumen yang diukur dari tingkat kepuasan konsumen yang diperolehnya. Dalam era yang serba kempetitif ini berbagai perusahaan sudah mulai melakukan inovasi terhadap berbagai strategi pemasaran. Untuk produk yang bersifat jasa penggunaan manajemen pemasaran yang konvensional sudah tidak tepat lagi karena orientasi pemasaran dinilai telah mengalami perubahan yang awalnya hanya orientasi penjualan menjadi orientasi nilai tambah pelanggan. Orientasi bisnis bukan hanya mencari laba melalui penciptaan pelanggan namun juga berprinsipkan relationship marketing & customer relation management yang bertujuan mendapatkan laba untuk jangka panjang melalui kepuasan pelanggan. Sehingga disini konsumen sebagai konsumsi akhir dapat diartikan kepuasan keinginan dan hasrat konsumen yang akan dimiliki.

Mata rantai setiap pembelian produk memerlukan jasa, sehingga setiap produk yang dibeli oleh konsumen harga didalam produk tersebut sudah termasuk harga jasa. Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra dalam bukunya Service, Quality & Satisfaction mengemukakan bahwa sektor jasa berperan signifikan dalam perekonomian dunia. Di negara maju seperti Amerika Serikat, sektor jasa berkontribusi terhadap sekitar 80% Produk Domestik Bruto (PDB) dan lebih dari 50% total pengeluaran konsumen dibelanjakan untuk jasa (Etzel, Walker dan Stanton 2001). Ini dapat diartikan bahwa setiap produk memerlukan jasa untuk kesinambungan bisnis karena jasa adalah bagian dari produk. Selain itu, jasa juga merupakan salah satu sumber lapangan kerja. Pekerjaan dalam sektor jasa di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 79% dari total lapangan kerja dan diprediksi akan menyediakan sekitar 90% dari keseluruhan lapangan kerja baru pada dekade awal abad 21 (Kotler 2001). Penciptaan nilai pelanggan untuk memenuhi keinginan pelanggan diperlukan berbagai kombinasi dari strategi pemasaran yang ada. Pada era industri 4.0 atau lebih dikenal dengan era digital, sangat mudah dijumpai bagaimana bisnis kini memenuhi keinginan pelanggan melalui penggunaan jasa yang ada. Jika ditelusuri bahwa para ibu rumah tangga bisa melakukan bisnis online dari rumah hanya menggunakan paket data dan android (gadget). Ini dapat dikatakan bahwa bisnis jasa dapat memudahkan keinginan pelanggan dengan maksimal. Keadaan ini tentu sudah menjadi bagian dari strategi melalui jasa digital yang diberikan oleh sistem. Sistem jasa ini juga berfungsi untuk memendekkan mata rantai penjualan sehingga harga menjadi lebih terjangkau.

Di era digital (Industri 4.0.) ini bisnis harus mengikuti perkembangan zaman agar tetap survive. Tidak hanya teknologi, perdagangan juga harus siap menghadapinya. Bagi usahawan yang menggunakan sistem lama maka besar kemungkinan akan ditinggal oleh pesaing yang lain yang menerapkan sistem terbaru bahkan akan masuk industri-industri asing yang maju dan masuk ke pasar dalam negeri. Berdasarkan riset Wearesosial Hootsuite (Wearesosial 2019), pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Jumlah tersebut naik 20% dari survei sebelumnya. Sementara pengguna media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi.

Strategi pemasaran UMKM dibutuhkan dikarenakan beberapa hal, yaitu Pemasaran sebagai sarana untuk mengenalkan produk yang kita hasilkan kepada konsumen, mulai dari bahan, fitur, fungsi, dan berbagai detil produk. Kedua, mengidentifikasi keinginan konsumen. Riset pemasaran perlu dilakukan untuk mengetahui keinginan dan perilaku konsumen. Dengan demikian, pengusaha bisa memenuhi harapan konsumen melalui produk yang dihasilkan. Ketiga, Pemasaran sebagai urat nadi perusahaan. Tanpa strategi yang baik, penjualan akan sulit dicapai. Keempat, membangun branding. Umumnya konsumen akan memilih produk yang sudah mereka gunakan sebelumnya. Agar produk kita diketahui dan digunakan konsumen, maka membangun merek perlu dilakukan. Kelima, menciptakan komunikasi/hubungan dengan konsumen. Hubungan baik dengan kosumen perlu dilakukan untuk me-maintain customer retention agar konsumen menjadi loyal dan tidak mudah berpaling ke pesaing. Keenam, menjaga pertumbuhan usaha untuk jangka panjang. Usaha yang bisa bertahan lama, langgeng ditentukan oleh kekuatan merek, kualitas produk, dan komunikasi pemasaran yang kontinyu. Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara strategi pemasaran dengan penerapan teknologi dan penerimaan terhadap kondisi global. Dalam hal bauran pemasaran, meskipun produk yang dijual relatif sama dengan yang dijual oleh pesaing mereka, tetapi karena mereka mengedepankan nilai tambah dan diferensiasi maka mereka dapat memberikan produk yang tepat, harga yang layak serta bersaing, pemilihan saluran distribusi yang sesuai, serta pemilihan media promosi yang efektif bagi para pelanggan mereka sehingga kepuasan dan loyalitas pelanggan dapat tercapai. Nory Jones et al. (2015) dengan objek penelitian pada UMKM menemukan bahwa peran dari media sosial bagi pelaku UMKM adalah berikut (1) meningkatkan pengenalan dan rasa ingin tahu konsumen, (2) meningkatkan hubungan baik dengan konsumen, (3) dapat meningkatkan jumlah konsumen baru, (4) meningkatkan kemampuan untuk menjangkau konsumen dalam skala global, dan (5) menambah jalur promosi bagi bisnis local untuk meningkatkan citra UMKM. Damian Ryan (2014) juga menyebutkan beberapa manfaat menjalin hubungan dekat dengan pelanggan, yakni: (1) mendapatkan update informasi dari pelanggan, (2) meningkatkan reputasi profil media sosial perusahaan, (3) menambah sumber informasi selain dari media offline yang dapat digunakan sebagai studi pasar, (4) dapat mempengaruhi influencers untuk ikut pula mempengaruhi para followers-nya sehingga produk kitadapat citra yang baik dan positif.Dengan demikian, melalui era digital 4.0 kini diharapkan sistem pemasaran sektor UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) bisa bersaing dan mampu tumbuh inklusif dan berkelanjutan.

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surakarta 57162, Indonesia
Kampus 2 UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UMS)

Followers

Stats

Didukung Oleh

Didukung Oleh

Link Blog

BTemplates.com

Popular Posts