Suscríbete

Kamis, 15 Juli 2021

URGENSI LITERASI DIGITAL TERHADAP PERKEMBANGAN MINDSET MASYARAKAT INDONESIA SEBAGAI AKSI REVOLUSI INDUSTRI 4.0

 

URGENSI LITERASI DIGITAL TERHADAP PERKEMBANGAN MINDSET MASYARAKAT INDONESIA SEBAGAI AKSI REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Nurus Sa’adah

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email: @b300190348.student.ums.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana urgensi sebuah literasi digital terhadap perkembangan mindset atau pola pikir masyarakat sebagai sebuah bentuk aksi industri revolusi 4.0. Literasi digital ini sangat penting untuk dilakukan terlebih pada masa pandemi seperti saat ini. Literasi digital menjadi sebuah upaya peningkatan minat baca masyarakat Indonesia, karena minat baca masyarakat Indonesia termasuk dalam kategori rendah. Perkembangan teknologi dalam dunia digital harus diimbangi dengan penguatan karakter diri. Literasi digital ini belum banyak diminati masyarakat, karena mereka merasa tidak butuh akan literasi digital ini dan menganggapnya tidak penting. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam meningkatkan minat literasi digital, diantaranya dengan memperbaiki kemasan ataupun isi (internal dan eksternal) kegiatan literasi digital, penyelenggaran sebuah sosialisasi akan pentingnya literasi digital, dan pembuatan sebuah peraturan yang sah akan kewajiban literasi digital.

Keyword: Literasi Digital, Revolusi Industri 4.0, Pandemi

 

1.      PENDAHULUAN

Indonesia termasuk ke dalam negara berkembang, hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya, rendahnya tingkat pendidikan, kesenjangan ekonomi, minimnya kemajuan teknologi, banyaknya pengangguran, dan lain sebagainya. Salah satu faktor utama dan menjadi permasalahan inti di Indonesia adalah pendidikan. Banyak masyarakat Indonesia yang buta huruf dan merasa bahwa pendidikan tinggi hanya menghabiskan biaya.

Dalam dunia pendidikan sendiri, terdapat fokus utama pemerintah yakni mengenai minat baca masyarakat. Indonesia termasuk dalam kategori rendah minat baca. Maka dari itu, untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, pemerintah menggalakan sebuah kegiatan yang disebut dengan literasi.

Literasi adalah sebuah kegiatan membaca, memahami, menafsirkan dan menyampaikan sebuah informasi. Literasi sering diartikan sebagai sebuah kemampuan dalam menganalisis dan menyelesaikan sebuah masalah yang berorientasi pada sebuah solusi. Literasi menjadi sebuah hal yang penting bagi semua kalangan, terlebih bagi anak-anak, remaja, dewasa, bahkan lanjut usia.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Indeks Aktivitas Literasi Membaca di 34 Provinsi yang ada di Indonesia tahun 2019 bahwa kegiatan literasi 34 provinsi Indonesia masih kurang dan memerlukan peningkatan. Dari hasil perhitungan indeks literasi 34 provinsi itu menunjukkan bahwa terdapat 3 provinsi dengan nilai indeks tertinggi yaitu DKI Jakarta dengan angka indeks 58,16; D.I. Yogyakarta dengan angka indeks 56,20;, dan Kepulauan Riau dengan angka indeks 54,76. Walaupun demikian, ketiga provinsi tersebut belum masuk dalam kategori aktivitas literasi tinggi, karena angka indeks literasi ketinya belum melebihi angka 60,01 atau bisa disebut masih berada dalam level sedang. Provinsi Papua berada pada peringkat terendah dengan angka indeks 19,90 yang termasuk dalam kategori aktivitas literasi sangat renda (0 – 20,00). Selanjutnya, Papua Barat dengan angka indeks 28,25 dan Kalimantan Barat dengan angka indeks 28,63 berada pada kategori aktivitas literasi rendah 20,01 – 40,00). Maka dapat disimpulkan bahwa, 34 Provinsi yang ada di Indonesia masih perlu peningkatan dalam aktivitas literasi.

Semakin berkembangnya zaman, perubahan terus terjadi. Dunia dituntut untuk selalu bisa melakukan sebuah perubahan berupa peningkatan dan inovasi baru dari sebuah penemuan. Kemajuan yang sangat pesat terjadi pada bidang teknologi. Sekarang orang dapat dengan mudah bertukar informasi, bahkan dari luar negeri sekalipun. Media teknologi yang memberikan kemudahan komunikasi ini sering disebut dengan digital.

Media digital merupakan sebuah alat atau platform yang dapat digunakan dalam mempermudah pekerjaan manusia. Media ini membutuhkan pelatihan atau adaptasi bertahap dalam mengoperasikannya. Media digital menjadi sebuah hal yang general bagi negara-negara maju, namun bagi negara berkembang media ini dapat menjadi alat pembantu ataupun boomerang bagi penduduknya.

 Pada masa pandemi, media digital berkembang dengan sangat pesat. Kuantitas penggunaannya semakin bertambah. Karena dalam situasi seperti ini. orang-orang diperintah untuk menghindari keramaian dan segala kegiatan belajar maupun bekerja dialihkan via online. Namun, sebagian besar masyarakat Indonesia masih membutuhkan penyesuaian diri dalam penggunaan media digital ini. Para siswa, pelajar, mahasiswa atau dosen sekalipun dituntut untuk sanggup dalam mengaplikasikan media digital ini.

Permasalahan ini dapat semakin membesar apabila tidak ada sebuah upaya penanggulangan konsekuensi klimaksnya. Terlebih untuk seorang anak kecil yang belum mengerti tentang dunia digital, beban pengetahuan ini juga akan dilimpahkan kepada kedua orang tuanya. Orang tua harus ikut berperan serta dalam mengajari anak mengenai media digital. Maka dari itu, literasi mengenai media digital ini juga harus dipahami oleh seluruh kalangan masyarakat.

Orang tua menjadi jembatan penyalur informasi digital kepada anak sekaligus menjadi pengajar dan pendamping selama proses penggunaan media digital. Kemudian anak mengolah dan menyerap informasi tersebut ke dalam sebuah pemikiran yang nantinya akan mengeluarkan sebuah output pengetahuan. Literasi digital ini dinilai sangat penting, karena dengan adanya literasi ini akan sangat membantu para orang tua dalam mendidik anaknya selama pandemi Covid-19.

Literasi digital ini menjadi sebuah upaya penunjang minat baca masyarakat Indonesia. Karena Indonesia termasuk dalam negara dengan minat baca yang rendah. Ada beberapa faktor penyebab minat baca masyarakat Indonesia rendah, yaitu karena tidak adanya dorongan atau ketertarikan dari dalam diri orang tersebut untuk membaca, banyaknya masyarakat yang masih buta huruf, lingkungan yang kurang mendukung, keterbatasan buku atau media bacaan, fasilitas yang kurang lengkap, dan lain sebagainya. Selain itu adanya Covid-19 menguatkan keharusan adanya literasi digital, sehingga diharapkan dengan adanya literasi digital ini dapat berimbas pada perbaikan kualitas Indeks Pembangunan Manusia Indonesia.

Di era revolusi industri 4.0, literasi digital dapat dijadikan sebagai batu loncatan dalam meng-upgrade kemampuan diri. Literasi digital dapat memudahkan kita memahami mengenai apa itu revolusi industri 4.0. Karena dalam hal ini, revolusi industri 4.0 berbasis digital. Dalam revolusi industri 4.0 ini, tingkatannya lebih besar dibandingkan dengan 3.0, maka dari itu tingkat kecakapan dan pemahaman literasi akan digital harus ditingkatkan. Dan ini menjadi salah satu yang menjadi permasalahan negara Indonesia sebagai negara berkembang.

Adanya literasi digital ini akan membawa efek positif bagi pemahaman masyarakat. Literasi digital ini akan dapat mempengaruhi cara berpikir masyarakat. Karena apa yang sering kita baca, kita dengar, dan kita pahami akan membentuk pola pikir yang lebih terarah. Hal ini pun akan dapat mempengaruhi perilaku dan cara kerja kita.

Dalam literasi digital ini kita juga sering menjumpai bahasa asing yang dapat meningkatkan intelektual kita.  Jadi dalam literasi digital ini kita tidak hanya berbicara mengenai sebuah hal baru yang berbau teknologi, tetapi kita secara tidak langsung juga belajar mengenai Bahasa.

Penggunaan platform digital tak selalu berjalan lurus sesuai dengan arah literasi digital. Karena masih banyak masyarakat Indonesia yang menyalahgunakan fungsinya, yang dapa memberikan efek buruk bagi pengguna ataupun citra Indonesia. Misalnya menyebarkan hoaks, bullying, menghujat, menonton video yang tidak senonoh, provokasi, mengandung SARA, dan lain sebagainya. Pendampingan dan pemantauan penggunaan platform digital atau medial sosial perlu dilakukan orang tua khususnya untuk kategori anak-anak. Selain itu, sekarang banyak game online yang banyak mengalihkan perhatian anak-anak. Game online ini sendiri bisa menyebabkan kecanduan, sakit mata, boros, menghabiskan waktu, dan lain-lain.

Canggihnya media digital harus diimbangi dengan penguatan mental dan moral. Perubahan digital yang pesat yang kosong akan moral, dinilai akan lebih menimbulkan efek negatif yang lebih besar dibandingkan dengan lambatnya laju digital dengan laju moral yang tinggi. Maka dari itu, urgensi digital ini harus seimbang dengan gerakan perbaikan moral atau pendidikan karakter.

Hadirnya literasi digital pun belum banyak diminati oleh masyarakat. Masyarakat mempunyai paradigma bahwa literasi digital itu tidak penting. Literasi digital hanya diperuntukkan untuk mereka yang berpendidikan. Literasi digital mempunyai spesifikasi dan batasan tertentu baik dari segi usia, kemampuan, dan kebutuhan.

Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menarik minat masyarakat terhadap kegiatan literasi digital. Pertama kegiatan literasi digital baik dari segi internal seperti isi, poster, spanduk dan eksternal seperti promosi dan lain-lain harus dibuat dan dikemas semenarik mungkin. Karena yang menjadi perhatian utama seorang yang awam akan literasi digital adalah luarannya. Kedua, sosialisasi akan pentingnya literasi digital bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi para pemuda. Ketiga, adanya sebuah peraturan yang sah yang berisi tentang kewajiban melakukan sebuah literasi digital.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memaparkan mengenai pentingnya literasi digital yang dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat Indonesia. Literasi digital ini sangat dianjurkan terlebih di era revolusi industri 4.0 dan pandemi seperti ini. Literasi digital yang baik harus didampingi dengan peningkatan moral dan karakter seseorang. Dalam penelitian ini juga dijelaskan, tiga cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap literasi digital. Meningkatnya minat literasi digital dapat menjadi sebab peruubahan Indeks Pebangunan Manusia Indonesia menjadi lebih baik dan lebih sehat.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Kasiyun Suharmono. 2015. UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA SEBAGAI SARANA UNTUK MENCERDASKAN BANGSA. Jurnal Bahasa Indonesia, Sastra, dan Pengajarannya Vol 1, No 1. Doi: http://dx.doi.org/10.26740/jpi.v1n1.p79-95.

PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, & KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. 2019. Indeks Aktivitas Literasi Membaca 34 Provinsi. ISBN: 978-602-0792-15-6. https://litbang.kemendikbud.go.id

Setyaningsih Rila Abdullah Abdullah, dkk. 2019. Model penguatan literasi digital melalui pemanfaat e-leraning. Jurnal Aspikom 3 (6), 1200-1214.

Sutrisna, I Putu Gede. 2020. Gerakan literasi digital pada masa pandemi covid-19. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni 8 (2), 269-283. Doi: http://doi.org/10.5281/zenodo.3884420

Tahmidaten Lilik dan Wawan Krismanto. 2020. Permasalahan Budaya Membaca di Indonesia (Studi Pustaka Tentang Problematika & Solusinya). Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 10(1), 22-23. https://doi.org/10-24246/j.js.2020.v10.i1.p22-33

 

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surakarta 57162, Indonesia
Kampus 2 UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UMS)

Followers

Stats

Didukung Oleh

Didukung Oleh

Link Blog

BTemplates.com

Popular Posts