Suscríbete

Kamis, 15 Juli 2021

Strategi Pemasaran Bagi UMKM

 

Strategi Pemasaran Bagi UMKM

Oleh : Sri Wulan

Abstrak

Artikel ini bertujuan mengetahui bagaimana analisi strategi pemasaran yang digunakan oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di era digital 4.0. Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia masih rendah sudah saatnya kegiatan bisnis memerlukan strategi yang mumpuni dan mampu melakukan transformasi dan inovasi untuk menghadapinya agar bisnis tersebut tidak tergilas oleh zaman.  Dalam era yang serba kempetitif ini berbagai perusahaan sudah mulai melakukan inovasi terhadap berbagai strategi pemasaran. Melalui era digital 4.0 sistem pemasaran sektor usaha mikro, kecil dan menengah diharapkan dapat memanfaatkan potensi yang maksimal sehingga mampu tumbuh inklusif dan berkelanjutan.

Kata kunci: Strategi Pemasaran, UMKM, Digital

 

PENDAHULUAN

Dalam dunia bisnis strategi pemasaran bagaikan sebuah jantung untuk kelancaran sebuah usaha. Arus globalisasi sudah tidak terbendung lagi masuk keberbagai bisnis usaha. Era revolusi merupakan fenomena yang mutlak dan tidak dapat dihindari. Kini sudah saatnya kegiatan bisnis memerlukan strategi yang mumpuni dan mampu melakukan transformasi dan inovasi untuk menghadapinya agar bisnis tersebut tidak tergilas oleh zaman. Strategi pemasaran diperlukan pada berbagai lini produk dan jasa. Strategi pemasaran produk atau barang berbeda dengan strategi pemasaran jasa. Bisnis jasa lebih cenderung memberikan pelayanan kepada konsumen yang diukur dari tingkat kepuasan konsumen yang diperolehnya. Dalam era yang serba kempetitif ini berbagai perusahaan sudah mulai melakukan inovasi terhadap berbagai strategi pemasaran. Untuk produk yang bersifat jasa penggunaan manajemen pemasaran yang konvensional sudah tidak tepat lagi karena orientasi pemasaran dinilai telah mengalami perubahan yang awalnya hanya orientasi penjualan menjadi orientasi nilai tambah pelanggan. Orientasi bisnis bukan hanya mencari laba melalui penciptaan pelanggan namun juga berprinsipkan relationship marketing & customer relation management yang bertujuan mendapatkan laba untuk jangka panjang melalui kepuasan pelanggan. Sehingga disini konsumen sebagai konsumsi akhir dapat diartikan kepuasan keinginan dan hasrat konsumen yang akan dimiliki.

Mata rantai setiap pembelian produk memerlukan jasa, sehingga setiap produk yang dibeli oleh konsumen harga didalam produk tersebut sudah termasuk harga jasa. Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra dalam bukunya Service, Quality & Satisfaction mengemukakan bahwa sektor jasa berperan signifikan dalam perekonomian dunia. Di negara maju seperti Amerika Serikat, sektor jasa berkontribusi terhadap sekitar 80% Produk Domestik Bruto (PDB) dan lebih dari 50% total pengeluaran konsumen dibelanjakan untuk jasa (Etzel, Walker dan Stanton 2001). Ini dapat diartikan bahwa setiap produk memerlukan jasa untuk kesinambungan bisnis karena jasa adalah bagian dari produk. Selain itu, jasa juga merupakan salah satu sumber lapangan kerja. Pekerjaan dalam sektor jasa di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 79% dari total lapangan kerja dan diprediksi akan menyediakan sekitar 90% dari keseluruhan lapangan kerja baru pada dekade awal abad 21 (Kotler 2001). Penciptaan nilai pelanggan untuk memenuhi keinginan pelanggan diperlukan berbagai kombinasi dari strategi pemasaran yang ada. Pada era industri 4.0 atau lebih dikenal dengan era digital, sangat mudah dijumpai bagaimana bisnis kini memenuhi keinginan pelanggan melalui penggunaan jasa yang ada. Jika ditelusuri bahwa para ibu rumah tangga bisa melakukan bisnis online dari rumah hanya menggunakan paket data dan android (gadget). Ini dapat dikatakan bahwa bisnis jasa dapat memudahkan keinginan pelanggan dengan maksimal. Keadaan ini tentu sudah menjadi bagian dari strategi melalui jasa digital yang diberikan oleh sistem. Sistem jasa ini juga berfungsi untuk memendekkan mata rantai penjualan sehingga harga menjadi lebih terjangkau.

Di era digital (Industri 4.0.) ini bisnis harus mengikuti perkembangan zaman agar tetap survive. Tidak hanya teknologi, perdagangan juga harus siap menghadapinya. Bagi usahawan yang menggunakan sistem lama maka besar kemungkinan akan ditinggal oleh pesaing yang lain yang menerapkan sistem terbaru bahkan akan masuk industri-industri asing yang maju dan masuk ke pasar dalam negeri. Berdasarkan riset Wearesosial Hootsuite (Wearesosial 2019), pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Jumlah tersebut naik 20% dari survei sebelumnya. Sementara pengguna media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi.

Strategi pemasaran UMKM dibutuhkan dikarenakan beberapa hal, yaitu Pemasaran sebagai sarana untuk mengenalkan produk yang kita hasilkan kepada konsumen, mulai dari bahan, fitur, fungsi, dan berbagai detil produk. Kedua, mengidentifikasi keinginan konsumen. Riset pemasaran perlu dilakukan untuk mengetahui keinginan dan perilaku konsumen. Dengan demikian, pengusaha bisa memenuhi harapan konsumen melalui produk yang dihasilkan. Ketiga, Pemasaran sebagai urat nadi perusahaan. Tanpa strategi yang baik, penjualan akan sulit dicapai. Keempat, membangun branding. Umumnya konsumen akan memilih produk yang sudah mereka gunakan sebelumnya. Agar produk kita diketahui dan digunakan konsumen, maka membangun merek perlu dilakukan. Kelima, menciptakan komunikasi/hubungan dengan konsumen. Hubungan baik dengan kosumen perlu dilakukan untuk me-maintain customer retention agar konsumen menjadi loyal dan tidak mudah berpaling ke pesaing. Keenam, menjaga pertumbuhan usaha untuk jangka panjang. Usaha yang bisa bertahan lama, langgeng ditentukan oleh kekuatan merek, kualitas produk, dan komunikasi pemasaran yang kontinyu. Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara strategi pemasaran dengan penerapan teknologi dan penerimaan terhadap kondisi global. Dalam hal bauran pemasaran, meskipun produk yang dijual relatif sama dengan yang dijual oleh pesaing mereka, tetapi karena mereka mengedepankan nilai tambah dan diferensiasi maka mereka dapat memberikan produk yang tepat, harga yang layak serta bersaing, pemilihan saluran distribusi yang sesuai, serta pemilihan media promosi yang efektif bagi para pelanggan mereka sehingga kepuasan dan loyalitas pelanggan dapat tercapai. Nory Jones et al. (2015) dengan objek penelitian pada UMKM menemukan bahwa peran dari media sosial bagi pelaku UMKM adalah berikut (1) meningkatkan pengenalan dan rasa ingin tahu konsumen, (2) meningkatkan hubungan baik dengan konsumen, (3) dapat meningkatkan jumlah konsumen baru, (4) meningkatkan kemampuan untuk menjangkau konsumen dalam skala global, dan (5) menambah jalur promosi bagi bisnis local untuk meningkatkan citra UMKM. Damian Ryan (2014) juga menyebutkan beberapa manfaat menjalin hubungan dekat dengan pelanggan, yakni: (1) mendapatkan update informasi dari pelanggan, (2) meningkatkan reputasi profil media sosial perusahaan, (3) menambah sumber informasi selain dari media offline yang dapat digunakan sebagai studi pasar, (4) dapat mempengaruhi influencers untuk ikut pula mempengaruhi para followers-nya sehingga produk kitadapat citra yang baik dan positif.Dengan demikian, melalui era digital 4.0 kini diharapkan sistem pemasaran sektor UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) bisa bersaing dan mampu tumbuh inklusif dan berkelanjutan.

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surakarta 57162, Indonesia
Kampus 2 UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UMS)

Followers

Stats

Didukung Oleh

Didukung Oleh

Link Blog

BTemplates.com

Popular Posts