Suscríbete

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 25 November 2019

Manfaat Wortel Bagi Kesehatan Tubuh


Manfaat Wortel Bagi Kesehatan Tubuh
 Oleh : Indah Widya

Kalian pasti tau kan apa itu wortel, ada yang bilang wortel itu buah ada juga yang bilang kalau wortel itu sayur. Hmm, sebenarnya sama saja sih, sama-sama bermanfaat bagi kesehatan. Seringkali kita jumpai berbagai macam olahan dari wortel, seperti diolah menjadi sayur sup,sayur bayam, dan sayur-sayur lainnya. Wortel juga bisa loh diolah menjadi jus yang pastinya sangat segar dan menyehatkan.
Perlu kalian ketahui juga, wortel mengandung banyak nutrisi untuk tubuh kita. Seperti beta karoten, serat, vitamin A,vitamin B6, vitamin K, dan kalium yang tinggi. Selain itu wortel juga bermanfaat bagi kesehatan, pasti kebanyakan orang menganggap wortel hanya bisa untuk menjaga kesehatan mata, padahal wortel lebih banyak lagi loh manfaatnya. Seperti menurunkan risiko kanker, menurunkan risiko penyakit jantung, menurunkan kadar kolesterol, menjaga kesehatan kulit, memperlambat penuaan, mengatasi sembelit, dan masih banyak lagi manfaat wortel untuk kesehatan kita. Nah, setelah mengetahui manfaatnya rajin-rajinlah mengonsumsi wortel.  

Separuh Perjuangan, Satu Kebaikkan


Separuh Perjuangan, Satu Kebaikkan
Oleh : Rosalina

Kala itu, 22 Juni 2019 aku dan temanku mengikuti tes kedinasan di Jogja. Sore harinya, aku dan temanku diantar ke Jogja oleh ayahku. Dua jam telah terlewati dan kini aku dan temanku sudah sampai di Jogja. Ayahku memberhentikanku di tempat kedinasan yang ku ikuti besok. Aku berjalan keluar dari mobil. Aku melihat nomor kursi yang akan kutempati besok pagi. Setelah mengetahui nomor kursi, aku dan temanku berjalan-jalan menikmati suasana tempat ini. Setelah puas berjalan-jalan mengelilingi, ayah mengantarkanku pada tempat penginapan yang telah ku pesan tiga hari lalu. Entah mengapa, saat menuju penginapan perasaanku tidak enak.
Penginapane sing endi, nduk?”, tanya Ayah padaku.
“Kanan jalan yah, nek ng maps dah sampai i ta, Yah.” Jawabku pada Ayah.
Ayah yang yang kebingungan serta aku pun juga, turun dari mobil. Ayah bertanya pada seorang bapak-bapak yang merupakan warga sekitar tentang penginapan x.
            Pak, penginapan x niki pundi nggih, Pak?
            Omah werna pink niku, Pak. Niku sing gadah sampun meninggal mbak. Trus ditumbas kalih buk e warung niku. Dikontrak ne pun ten buk e sing gadhah penginapan niku mbak. Penginapanne niku dingo campur ta mbak, dados akeh warga sing gak setuju.” Jawab bapak- bapak itu kepada Ayahku sambal memberitahu rumah yang tak jauh dari kami berhenti.
Aku yang mendengar jawaban si bapak tersebut langsung melihat penginapan yang dimaksud. Aku kaget, karena yang kulihat itu hanya rumah kosong yang tidak berpenghuni lama. Tampak luarnya pun juga kotor dan lusuh. Oh, ternyata ini firasat burukku. Sekarang sudah terjawab. Aku kena penipuan penginapan. Dengan baik hati, si bapak tadi mengantarkanku pada pemilik rumah yang rumahnya hanya berjarak lima rumah dari penginapan tadi. Tak lupa, kuucapkan terima kasih kepada bapak tersebut yang telah mengantarkanku.
“Permisi Bu, mau tanya tentang penginapan x itu, Bu.”
“Oh iya mbak, monggo mbak.” Kata Ibu pemilik rumah dengan ramah.
“Jadi, saya udah pesan penginapan di online, Bu. Udah saya bayar juga, Bu. Ini saya telpon si Ibu penginapan nggak diangkat juga, Bu.” Kata ku pada si Ibu pemilik rumah asli.
“Ini saya coba telpon juga nggak diangkat mbak. Ini bu Juwita (pemilik penginapan) juga nggak ada disini mbak, di Bali dia mbak.” Jawab Ibu pemilik rumah asli sambal memegang HP-nya.
“Yaudah kalau begitu, Bu.” Jawabku lemah pada ibu pemilik rumah asli. Aku harus mengikhlaskan uangku. Aku keluar dari rumah ibu tersebut dengan perasaan bingung. Bingung harus menginap dimana. Aku tidak punya keluarga di Jogja sama sekali. Aku sudah pasrah saat itu.
Kutemui ayah yang menunggu di mobil. Kemudian, Ayah mengusulkan ku untuk mencari kos-kosan di sekitar. Ku datangi kos-kosan putri dengan berjalan kaki, karena jaraknya dekat. Kutanyakan pada Ibu pemilik kos dan ternyata kos-kosan milik ibu tersebut sudah penuh. Baru saja ada yang menempati, katanya. Tak kusangka, Ibu tersebut membantuku mencari kos-kosan sekitar. Ia mengantarkanku pada kos-kosan milik seorang kakek-kakek. Aku melihat kamar bersama temanku. Kamar tersebut tidak ada apa-apa. Ya, alias kosongan. Hanyakan kasur, tikar saja tidak ada. Aku dan temanku tidak mau, dikarenakan sepi. Lalu, ibu tersebut mengajakku berjalan ke kos-kosan tetangga belakang rumahnya, yang kos-kosannya campur. Sampai sana, ternyata kos-kosannya penuh. Ya Allah, aku sudah pasrah pada-Mu. Batinku saat itu. Aku takut jika tidak mendapat penginapan.
Tempat ketiga, ia mengantarkanku pada rumah seorang kakek- kakek.
“Mbah, niki kamar e dinggo mboten nggih mbah ? soale niki mbak e ajeng tes besok ten mriku, nggo sewengi mbah.”
Sik tak bukakne kamar e.” kata Mbah, lalu ia mengambil kunci ke dalam rumah dan membuka kamar tersebut. Kamar tersebut tidak sempit-sempit banget, juga tidak luas-luas banget. Cukup untuk kami berdua.
Nek gelem ngko ben diresik I karo anakku. Tak jilih I kasur karo bantal, nduk.” Kata Mbah kepadaku. Aku yang mendengarnya langsung mengiyakan. Tidak masalah bagiku untuk tidur di kamar tersebut. Hanya untuk satu malam saja.
Ngko nek ng kamar mandi, nggo kamar mandi kos niku nggih, nduk.” Kata Mbah itu lagi padaku. Ku ucapkan pada Mbah yag telah mengijinkan aku untuk tidur di kamar depan rumah beliau. Aku tidak menyangka, malam itu aku bisa mendapatkan penginapan. Ibu yang mengantarkanku tadi pulang, tak lupa kuucapkan terima kasih pada si Ibu yang telah membantuku. Tanpamu, aku tidak tahu harus bagaimana Bu.
Setelah dibersihkan kamarnya, aku dan temanku langsung masuk kamar. Kuucapkan Alhamdulillah. Terima Kasih Ya Allah. Barang-barang yang ku bawa ku taruh di sekitar kasur. Badanku yang sudah berkeringat, membuatku untuk mandi. Aku dan temanku berjalan ke kamar mandi yang dimaksud oleh Mbah tadi. Temanku mandi duluan, sedangkan aku menunggu di luar. Kamar mandi yang kita pakai berada di tengah-tengah kamar kos-kosan. Kos-kosan tersebut ada tujuh kamar, yang masing-masing kamarnya sudah dihuni oleh satu keluarga. Kulihat kamar kos yang tidak sengaja terbuka pintunya, sempit, batinku. Iya, kamarnya tidak terlalu luas dan bagiku sempit untuk ditinggali satu keluarga. Di teras kos, mereka manfaatkan untuk dapur. Aku yang melihatnya, malu. Malu pada diriku sendiri. Aku yang punya rumah, harusnya lebih bersyukur dan tidak aneh-aneh. Disitu, Allah melihatkan ku betapa harus bersyukurnya aku terhadap apa yang aku punya. Selesai mandi, aku dan temanku kembali ke kamar dan tidur. Kami harus bangun pagi agar tidak kena macet dan telat.
Esok harinya, suara alarm memenuhi indra pendengaran kami. Kami pun langsung terbangun dan bergegas untuk mandi. Di kos-kosan dekat kamar mandi, kujumpai ibu-ibu yang masih muda sedang memasak makanan untuk dijual. Sang ibu ramah padaku. Aku berpikir. Ibu ini rela memasak di pagi hari untuk jualan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Betapa perjuangan ibu ini.
Selesai mandi, aku dan temanku mulai merapikan barang-barang yang kami bawa semalam. Kasur kami gulung seperti semula, serta tikar yang kami lipat. Mbah keluar dari rumah dan membawakan teh hangat dua, untukku dan temanku. Kami sungkan kepada Mbah. Kami sudah merepotkan, merepotkan lagi. Teh pun langsung kami minum. Kami yang sudah siap-siap berpamitan kepada Mbah dan anak Mbah serta istrinya. Kami tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Mbah yang telah menampung kita semalam. Kuberikan amplop titipan Ayah semalam untuk Mbah. Mbah menolaknya. Lalu, anak Mbah bilang kepada kami.
“Tidak usah mbak, dibawa saja. Siapa tau kalau saya nolongin mbak e anak saya yang di pondok ditolong juga sama orang lain.”
Aku yang mendengarnya trenyuh. Anak Mbah malah meminta nomor HP-ku. Agar nanti bisa silaturrahmi saat ke Sragen. Setelah itu, kami berangkat ke tempat tes.
Pengalaman ini adalah berharga bagiku. Mengapa ? Karena, aku dapat mengambil hikmahnya. Walaupun aku tertipu, tetapi aku sudah mengikhlaskannya. Toh, nanti juga diganti oleh Allah. Tak lama setelah ditipu, Allah menggantikan ku dengan Mbah. Tempat Mbah yang memeberikanku arti hidup serta bagaimana caranya kita bersyukur dan menghargai hidup. Sekarang aku sadar, kita harus bersyukur dan tidak boleh mengeluh terus. Coba kita lihat ke bawah. Masih banyak orang yang tidak mampu, bahkan mereka jarang mengeluh. Sedangkan kita ? sudah punya tapi masih saja mengeluh dan minta banyak hal ini itu kepada Allah. Semoga pengalaman saya dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa jika kita melakukan kebaikkan kepada seseorang maka kita akan mendapatkan balasannya. Sebaliknya pun begitu.






Kritik Pedas KPAI terhadap PB Djarum


Kritik Pedas KPAI terhadap PB Djarum
Oleh : Ria Dwi Permatasari

Perkumpulan Bulu Tangkis atau dikenal dengan nama PB Djarum adalah perkumpulan dibawah naungan Djarum Foundation. Djarum Foundation merupakan yayasan yang bergerak di bidang sosial. Sedangkan Djarum Club yang membidangi bulutangkis. Belakangan ini ramai kabar bahwa KPAI memberi surat teguran kepada PB Djarum karena dianggap mengekploitasi anak.
KPAI menganggap bahwa baju para peserta yang bertuliskan Djarum secara tidak langsung mengenalkan pada anak-anak dibawah umur tentang brand Djarum yang identik dengan rokok sehingga dapat menjadikan anak-anak target sasaran konsumen. KPAI menganggap anak-anak harus dilindungi dan dijauhi dari keterpaparan rokok. Hal tersebut dibantah oleh PB Djarum karena logo pada baju yang bertuliskan Djarum adalah nama klub bukan mewakili perusahaan rokok.
Adanya surat teguran dari KPAI tersebut membuat media sosial menjadi ramai. Banyak yang menyuarakan ketidaksetujuan dengan hal yang dilakukan KPAI. Bagaimana tidak? Mengapa baru sekarang dipermasalahkan sedangkan PB Djarum sudah melaksanakan audisi umum ini sejak tahun 2006. Selama ini tidak ada masalah dengan baju yang bertuliskan Djarum dengan anak-anak yang mengenakan baju tersebut.
Adanya surat yang meminta PB Djarum menghentikan audisi, membuat masyarakat kesal dan marah. Selama ini, PB Djarum telah menyumbangkan atlet berprestasi seperti Liliana Natsir, Kevin Sanjaya, Mohammad Ahsan, dan lain sebagainya. Mereka semua telah mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Apabila PB Djarum menghentikan audisi pencarian bibit unggul bulutangkis, siapa yang akan menyumbangkan atlet-atlet calon bintang perbulutangkisan Indonesia?
Kritik dari KPAI tentang audisi bulutangkis yang digelar PB Djarum dipandang mengeksploitasi anak dan KPAI memandang audisi bulutangkis jadi ruang promosi merek dagang PB Djarum sebagai produsen rokok ternama di Indonesia, membuat PB Djarum membantah keras tudingan tersebut. Sorotan KPAI ini lalu mendapati banyak respon masyarakat.
Kritik KPAI ini membuat PB Djarum memutuskan menghentikan audisi PB Djarum atau pencarian bakat bulutangkis pada tahun 2020. PB Djarum menyebut ingin meredam polemik yang mencuat terkait tuduhan eksploitasi anak-anak dari KPAI. Banyak pihak yang menyayangkan keputusan PB Djarum terlebih lagi orang tua dengan anak-anak yang ingin mengikuti audisi tersebut.
Dibalik kritik KPAI, banyak orang tua mengantar anaknya mengikuti audisi PB Djarum dengan penuh perjuangan sampai ada yang harus mengutang untuk biaya pemberangkatan. Semua itu dilakukan untuk impian anaknya agar menjadi atlet bulutangkis nasional. Setelah lolos seleksi, semua pembiayaan ditanggung oleh PB Djarum sehingga tidak merepotkan orang tua. Hal ini mendapat perhatian masyarakat yang cukup miris didengar.
Cuitan masyarakat semakin memanas dan geram dengan apa yang dilakukan KPAI hingga menjadi trending topic Indonesia. Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) dan PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) berusaha menyelesaikan permasalahan antara KPAI dengan PB Djarum di meja mediasi. Usaha tersebut menghasilkan kesepakatan berupa :
  1. KPAI mencabut surat yang meminta PB Djarum menghentikan audisi.
  2. PB Djarum tetap melanjutkan audisi pencarian bibit unggul atlet bulutangkis Indonesia.
  3. PB Djarum sepakat mengubah nama yang semula Audisi Umum PB Djarum 2019 menjadi Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis tanpa menggunakan logo, merek, dan brand image Djarum.
  4. Kemepora, KPAI, dan PBSI sepakat memberi kesempatan kepada PB Djarum untuk melakukan konsolidasi internal guna melanjutkan audisi di tahun 2020.
Kesepakatan itu mempertimbangkan ketersediaan atlet muda secara selektif dan berjenjang. Sebab, cabang olahraga bulutangkis menjadi penyumbang utama perolehan medali di sejumlah event olahraga. Setelah kesepakatan tersebut, semoga PB Djarum tetap melanjutkan audisi beasiswa Bulutangkis di tahun 2020 dan seterusnya. Masyarakat hanya berharap PB Djarum tidak menghentikan audisi tersebut.

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surakarta 57162, Indonesia
Kampus 2 UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UMS)

Followers

Stats

Didukung Oleh

Didukung Oleh

Blog Archive

Link Blog

BTemplates.com

Popular Posts