Suscríbete

Selasa, 06 Desember 2016

RUANG LINGKUP PEREKONOMIAN ISLAM DALAM KONSEP KEBUTUHAN


RUANG LINGKUP PEREKONOMIAN ISLAM DALAM KONSEP KEBUTUHAN


Oleh :

ISMI NUR HIDAYAH

B100160021


Perkembangan suatu masa pasti mengalami perubahan-perubahan dalam berbagai bidang kehidupan. Seperti halnya perubahan dalam bidang ekonomi. Jika kita membicarakan bidang ekonomi maka ruang lingkupnya sangat luas. Namun, bagaimana dengan ruang lingkup dalam perekonomian islam? Sebenarnya apa pengertian ekonomi islam itu?

Para ahli banyak mendefinisikan tentang apa yang dimaksud dengan ekonomi islam. Pada dasarnya suatu ilmu pengetahuan yang berupaya memandang, meninjau, meneliti yang akhirnya menyimpulkaan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara islam yang sesuai dengan ajaran agama islam. Singkatnya adalah suatu perilaku dalam kegiatan ekonomi yang menggunakan dasar-dasar ajaran syariat agama islam.


Ruang lingkup dalam perekonomian islam sangatlah luas. Meliputi segala kegiatan di kehidupan sehari-hari, mulai dari kegiatan konsumsi, produksi, menabung hingga kerja sama dengan orang lain. Aspek-aspek bidang ekonomi yang dijalankan dalam kehidupan umat manusia tersebut perlu diperhatikan dan dipandang menurut perspektif islam. Dan sebagai umat islam yang baik sudah sepantasnya melakukan aplikasi di kehidupan sehari-harinya dengan perspektif islam.

Dalam kegiatan konsumsi pasti sangat mengenal berbagai macam kebutuhan yang sangat perlu kita penuhi. Mulai dari kebutuhan pokok, sekunder, pribadi atau pun kelompok. Kita berpikir bagaimana cara memenuhi kebutuhan kita yang terbatas disaat alat pemuas itu sangat terbatas. Dan juga, kita sering tidak bisa mengontol diri dalam hal membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Sering sekali kita lebih memilih untuk memebuhi keinginan dibandingkan kebutuhan. Padahal kebutuhan itu lebih utama dan keinginan yang berlebih itu bisa menjerumuskan pada sifat boros. Lantas bagaimana konsep kebutuhan dalam perspektif islam?


Konsep Kebutuhan dalam Perspektif Islam


Kebutuhan adalah senilai dengan keinginan. Di mana keinginan ditentukan oleh konsep kepuasaan. Kebutuhan dan keinginan terlihat senilai tetapi ada hal yang membedakannya. Dalam perspektif islam kebutuhan ditentukan oleh konsep maslahah(kesejahteraan). Pembahasan konsep kebutuhan dalam islam tidak dapat dipisahkan dari kajian perilaku konsumen dari kerangka tujuan syariah islam yaitu tercapainya kesejahteraan umat manusia. Oleh karena itu, semua barang dan jasa yang memiliki maslahah akan dikatakan menjadi kebutuhan manusia. Kebutuhan untuk memenuhi kesejahteraan umat manusia seluruhnya bukan hanya kesejahteraan umat islam.


Konsep Pemilihan dalam Konsumsi


Dalam konsep pemilihan dalam konsumsi untuk memenuhi kebutuhan dapat dibuat rekapitulasi apakah terjadi perbedaan jika menggunakan konsep pemenuhan kebutuhan dengan pemaksimalan kepuasan atas keinginan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam konsep pemilihan dalam konsumsi yaitu:

1. Hakikat masalah: pemenuhan kebutuhan merupakan konsep yang lebih baik dibandingkan konsep pemuas keinginan. Sebab, semua aktivitas dalam kegiatan ekonomi merupakan maslahah (ksesejahteraan) untuk semua manusia jadi, semaksimal mungkin untuk menggunakan sumber daya yang relative terbatas untuk kesejahteraan bersama. Bukan hanya untuk memuaskan keinginan personal dan mengatasi masalah pribadi tetapi sumber daya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan untuk kesejahteraan bersama. Mengatasi permasalahan dengan mempertimbangkan maslahah semua pihak.

2. Konsep efisiensi: konsep efisiensi dalam islam adalah memaksimalkan pemenuhan kebutuhan dengan sumber-sumber yang tersedia. Sifat yang diinginkan adalah sama pentingnya dengan efisiensi, namun sifat yang disukai akan ditentukan oleh maslahah. Efisiensi dan sifat yang diinginkan merupakan hal yang simultan dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari terutama kegiatan ekonomi. Efisiensi dengan cara yang bijak dan tetap memikirkan pada generasi masa datang.

3. Alat analisis: dalam kerangka islam kita memiliki prinsip keseimbangan. Alat analisis yang digunakan merupakan alat yang harus kita rumuskan sendiri sebab asumsi ekonomi konvensional berbeda dengan asumsi ekonomi islam. Analisis dengan menggunakan dasar ajaran agama islam dan disesuaikan pada pola perilaku di masyarakat namun tetap dengan dasar islam.

4. Luasan teori: teori perilaku konsumen dalam kerangka islam akan menganalisis empat bentuk pilihan konsumen. Oleh karena itu cakupan teori perilaku konsumen dalam kerangka islam adalah lebih luas daripada teori perilaku konsumen dalam ekonomi konvensional.


Setelah pembahasan mengenai ruang lingkup perekonomian islam di bidang konsumsi yang terfokus pada kebutuhan dalam perspektif islam maka, diharapkan kita sebagai umat islam mampu melakukan kegiatan konsumsi dengan memperhatikan maslahah umat manusia. Tidak hanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan atau pun pemuas keinginan namun juga sebagai media pemersatu umat manusia untuk menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien. kebutuhan dalam perspektif islam dipandang juga sebagai penentu pilihan-pilihan yang tetap didasarkan pada agama islam.


Sumber :

1. Sholahuddin, Muhammad. 2007. Asas-Asas Ekonomi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

2. Muhammad. 2004.Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: BPFE



Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surakarta 57162, Indonesia
Kampus 2 UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UMS)

Followers

Stats

Didukung Oleh

Didukung Oleh

Link Blog

BTemplates.com

Popular Posts