Suscríbete

Sabtu, 24 September 2016

MENUJU EKONOMI INDONESIA YANG BERKEADILAN

MENUJU EKONOMI INDONESIA YANG BERKEADILAN

Abi Firmansya B100136003
Kartosuro, 21 September 2016


   Bagaimana keadaan ekonomi Indonesia ? apakah kita bisa menjawabnya sebagai yang memilih ilmu ekonomi sebagai penjurusan. Hal yang terbayang pastilah berbagai masalah ekonomi yang tak kunjung usai. Untuk menjelaskan hal ini saya akan berfokus pada perekonomian masyarakat yang tergambar pada tingkat kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan ekonomi sebagai sempel dan perekonomian yang tercermin dari investasi yang masuk. Selain itu akan menggunakan tiga pisau analisis untuk membedahnya yaitu kapitalisme, komunisme, dan Islam. Diakhir juga akan dicari sistem ekonomi apa yang tepat untuk Indonesia sehingga dapat menjadi pandangan untuk kita semua.

             Kita tak asing dengan pendapat bahwa Indonesia itu adalah negara yang kaya-raya. Memiliki banyak sumber daya yang melimpah, misalnya sumber daya alam yang meliputi tambang dan non tambang yang terhampar di darat dan laut sepanjang wilayah Indonesia. Kita juga sering mendengar bahwa Indonesia memiliki tanah surga akibat begitu suburnya dan jamrut katulistiwa yang mencerminkan kekayaan hasil lautnya.. Indonesia pun memiliki sumber daya yang melimpah dari pekerja kasar sampai bergelar sarjana. Hal ini membuat investasi asing sangat baik bila di bandingkan negara ASEAN lainnya. Berdasarkan data yang ada di BKPM, sepanjang semester I-2015 arus investasi ke Indonesia sebesar USD13,66 miliar atau 31 persen dari total investasi yang masuk ke ASEAN. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan Vietnam sebesar USD7,53 miliar atau setara 17 persen dan Malaysia sebesar USD7,01 miliar atau setara 16 persen

            Sumber daya yang melimpah dan tingkat investasi yang tinggi tak menjamin negara ini bebas dari masalah ekonomi yang di antaranya berkaitan dengan kemiskinan. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk keempat terbanyak di dunia (menurut CIA World Factbook Tahun 2015) dengan jumlah penduduk 255.993.674 jiwa atau 3,5% penduduk dunia. Menurut Badan Pusat Statistik pada bulan Maret 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen), tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2016 mencapai 7,02 juta orang atau 5,5 persen.
Selain itu Kesenjangan ekonomi antara penduduk miskin dan kaya terus meningkat. Data BPS menunjukkan, masyarakat bawah hanya mendapat distribusi pendapatan sekitar 13 persen. Sedang porsi pendapatan masyarakat menengah menurun hingga di bawah 35 persen dari total pendapatan nasional. Tetapi, masyarakat level atas yang jumlahnya hanya 20 persen dari penduduk Indonesia menguasai hampir 50 persen pendapatan negara. Sebuah survei menunjukan, sekitar 50.000 orang Indonesia superkaya atau high networth individual (HNWI) memiliki kekayaan sekitar Rp 1.500 triliun ( Beritasatu.com ).
Dengan keadaan demikian apakah keadaan ekonomi Indonesia baik ?
    Kapitalisme yang berorientasi pada arus modal dan produksi dalam acuan pertumbuhan ekonomi memandang perekonomia Indoneisa saat ini sudah cukup baik dan kuat sebab masih tumbuh secara positif. Jumlah investasi asing di berbagai bidang membuat Indonesia tumbuh pesat. Hal ini dibuktikan Indonesia masuk ke dalam forum G20 yang berisikan 20 negara dengan perekonomian kuat di dunia. Kesenjangan ekonomi tak menjadi acuan utama karena lebih mengandalkan pertumbuhan kolektif. Kemiskinan dan pengangguran memang masih tinggi dapat diselesaikan dengan membuka investasi yang lebih luas agar dapat menambah lapangan pekerjaan.
    Komunisme yang berorentasi pada masyarakat komunal yang bertujuan menghapuskan kelas sosial dalam menciptakan keadilan ekonomi jelas memandang keadaan ekonomi Indonesia sangat kacau. Bertumpukan pada kesenjangan ekonomi yang tinggi dan pengolahan sumber daya yang sebagian besar dikuasai asing. Indonesia saat ini berada di fase kapitalisme ( teori mark ) yang sangat merugikan kalangan pekerja karena lebih mendukung kaum pemilik modal. Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan miskin semakin jauh akibat kapitalisme dan tidak memberikan keadilan ekonomi kepada penduduk miskin.
Islam sebagai jalan yang mengajarkan keadilan dan menjadi azaz dalam melakukan setiap aktivitas kehidupan juga sangat serius dalam mengatur hubungan perekonomian. Kesenjangan ekonomi menjadi acuan dalam menilai perekonomian suatu negara dalam pandangan Islam. Kesenjangan ekonomi menjadi faktor penting dalam kesejahtraan ekonomi dalam pandangan Islam. Terbukti dengan banyak ibadah yang mencoba mengikis hal ini mislanya zakat, infak, dan sedekah yang mencoba mengikis kesenjangan ekonomi tersebut. Ketika kesenjangan ini dapat di minimalkan maka dengan sendirinya jumlah penduduk miskin dan pengangguran akan berkurang karena distribusi faktor ekonomi yang semakin merata. Dangan tingginya kesenjangan ekonomi makan Indonesia dalam pandangan Islam masih belum memiliki keadaan ekonomi yang baik . Penguasaan sumber daya alam yang dimonopoli swasta asing dan bukan negara jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang berpandangan sumber daya yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara.
    Jadi dapat disimpulkan dalam pandangan kapitalisme keadaan ekonomi Indonesia cukup baik, Komunis berpendapat ekonomi Indonesia tidak baik dan Islam memandang perekonomian Indonesia tidak baik. Sehingga sayapun menyimpulkan keadaan ekonomi Indonesia saat ini memang membaik secara makro dan kacau secara mikro.
Dengan keadaan ini sistem ekonomi apa yang dapat memperbaiki perekonomian Indonesia ?
    Kapitalisme memandang per ekonomian Indonesia sudah baik tinggal membuka investasi lebih luas untuk mengurangi pengangguran dan mengurang jumlah kemiskinan. Komunis memberikan solusi revolusi di pemerintahan dengan menganti NKRI menjadi negara komunis sehingga dapat mengambil alih kepemilikan sumber daya dari tangan asing. Islam lebih memberikan solusi yang nyata dengan menerapkan syariat Islam di negara Indonesia sehingga kesenjangan ekonomi dapat diatasi. Kapitalis yang lebih mendukung pemilik modal jelas akan merugikan pekerja dan komunis yang mendukung pekerja sudah jelas meresahkan pemilik modal sehingga bila kedua sistem ini yang dipilih maka jelas akan merugikan salah satu pihak dan menciptakan ketidak adilan. Sehingga Islam jauh lebih unggul untuk menciptakan keadilan ekonomi dan menyelesaikan masalah perekonomian karena menempatkan kedua belah pihak pada haknya dan menciptakan keadilan yang nyata.
Pembaca pasti menilai saya secara subjektif memilih Islam karena Islam adalah agama saya. Tapi karena saya memang mencoba mencari kebenaran. Saya tak ingin ekonomi Islam sama denga Islam yang ada pada saat ini. Islam yang hanya diyakini kebenarannya Karena keturunan bukan hasil mencari kebenaran.


Daftar pustaka :

Al-Quran dan Hadist
http://www5.bkpm.go.id/
https://www.bps.go.id/
beritasatu.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surakarta 57162, Indonesia
Kampus 2 UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UMS)

Followers

Stats

Didukung Oleh

Didukung Oleh

Link Blog

BTemplates.com

Popular Posts