SuscrĆ­bete

Selasa, 26 Juni 2018

Ramadhan dalam Bingkai Ekonomi


Ramadhan dalam Bingkai Ekonomi 

Oleh:
Annisa Rahma D.
Staff Departemen Riset FoSEI FEB UMS 2018

Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang penuh kenikmatan dan keberkahan di dalamnya. Bahkan Allah telah menjanjikan kenikmatan dan pahala yang luar biasa bagi seluruh umatnya yang bersungguh-sungguh mengisi moment ramadhan dengan kebajikan. Salah satu hal yang bisa dilakukan dalam mengisi kebaikan di bulan penuh rahmat ini adalah di bidang ekonomi.
Mengapa ekonomi? Sebab, ekonomi adalah salah satu bidang ilmu yang sangat dekat dengan kehidupan kita sebagai manusia. Pada bulan Ramadhan, fakta menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan dari aktivitas ekonomi. Bahkan aktivitas dan kegiatan ekonomi masyarakat pada bulan Ramadhan cenderung meningkat semakin tinggi. Roda ekonomi benar-benar hidup di bulan suci ini. Akan menjadi sia-sia jika kita sebagai umat Muslim tidak mampu memanfaatkan aktivitas ekonomi yang kita lakukan sebagai ladang pahala.
Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menghidupkan ramadhan di bidang ekonomi? Langkah kecil yang bisa kita lakukan adalah dengan menyisihkan uang kita untuk mengisi kotak amal yang kita temui. Membayar zakat, selalu berperilaku sedekah dimanapun kita berada serta meninggalkan praktek riba. Praktek riba merupakan suatu hal yang sangat dekat dengan masyarakat kita, padahal hal itu bertentangan dengan ajaran Islam. Salah satu praktek riba yang biasa kita temui di bulan Ramadhan ini adalah kebiasaan masyarakat kita yang menukarkan uangnya dengan uang pecahan yang biasanya ditawarkan di pinggir-pinggir jalan. Pertanyaan kemudian muncul, “mengapa praktek menukarkan uang pecahan dipinggir jalan termasuk riba?” Misalnya, uang seratus ribu ditukar dengan pecahan lima ribuan dengan selisih sepuluh ribu atau ada tambahanya, nah inilah termasuk transaksi riba. Karena berarti tidak sama, meskipun dilakukan secara tunai. Bagaimanapun juga riba sangatlah menyengsarakan dan terlarang di ajaran agama. Praktek penukaran uang dengan cara seperti ini seharusnya dihindari agar kita terhindar dari riba dan mendapat dosa besar.
Dengan begitu, disinilah hakikat bulan ramadhan menjadi momentum lahirnya semangat dan kesadaran umat Islam untuk melakukan aktivitas ekonomi sesuai ajaran agamanya. Dengan demikian, implikasi puasa tidak hanya berdimensi ibadah spritual saja, tetapi juga mengajarkan akhlak horizontal yaitu muamalah khususnya dalam bidang bisnis. Implementasi aktivitas ekonomi Islam ini diharapkan mampu memperkuat sendi-sendi perekonomian bangsa sehingga, kita tidak hanya mendapat pahala yang besar dengan menjalankan syariat agama tapi juga turut membangun perekonomian bangsa.
                                                                                   

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surakarta 57162, Indonesia
Kampus 2 UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UMS)

Followers

Stats

Didukung Oleh

Didukung Oleh

Blog Archive

Link Blog

BTemplates.com

Popular Posts