MENJAGA
BUDAYA DI MASA PANDEMI
Oleh
: Fahreza dan Taqi
Wabah virus covid 19
yang mengakibatkan timbulnya banyak ancaman yang serius di Tanah Air Negara
Indonesia. Tidak hanya di IndonesiaCovid 19 saat ini tengah berhasil menjadi pandemik
global menurut data worldometers. Virus corona kini telah berkembang di 198
negara dan keberadaannya telah menguasai seluruh isi dunia. Berbagai langkah sudah
diterapkan pemerintah terkhususnya di Indonesia untuk menurunkan angka penyebaran
virus Covid 19 ini. Seperti himbauan dari pemerintah terkait soscial
distancing, study from home, work from home, segala aktivitas yang biasa dilakukan
kini juga berdampak seperti beribadah dirumah karantina mandiri, isolasi diri dan
dibeberapa daerah telah memberlakukan PSBB. Tentunya kebijakan ini pun belum dapat
menjamin akan solusi atas penyebaran virus ini jika hal tersebut tidak dipatuhi
dan diterapkan oleh masyarakat.
Banyak hal yang terjadi
selama pandemic ini. Hal yang tidak diketahui dan diterka sebelumnya oleh masyarakat
dunia yang mengakibatkan banyak kerugian diberbagai sektor, seperti ekonomi dan
pariwisata pada setiap negara. Namun sadarkah
kita pandemic ini menghantarkan kita pada
sisi kedekatan antar jiwa kerohanian dan jiwa kemanusiaan. Cuaca dibumi turun karena karbondioksida berkurang, langit tampak begitusyahdu
menyapa, laut tampak begitubersahabat, semua saling menyapa rindu, menyisipkan seuntai
doa agar virus Covid 19 segera menghilang dari bumi pertiwi.
Tak hanya pada sector ekonomi
dan sector pariwisata, tetapi pada bidang pendidikan juga merasakan dampaknya. Selain
itu akitifitas dalam dunia akademik harus merubah konsep dan menyesuaikan dengan
menggunakan metode yang efektif dan efisien di masa pandemik ini. Hal ini menjadi
keluhan bagi mahasiswa yang dituntut agar dapat mengeksplore dan menggali sendiri
materi-materi perkualiahan. Selain itu ada beberapa kendala dalam menempuh dunia
pendidikan dengan sistem daring ini diantaranya, tingkat konsumsi kuota yang
semakin banyak, terkendala sinyal dibeberapa daerah, dan tingkat jenuh karena sistem
daring.
Selain di bidang pendidikan,
hal yang dirasakan selama masa pandemik ini adalah budaya-budaya yang sering dilaksanakan
oleh generasi millennial seperti buka bersama bersama teman, ngabuburit,shalat taraweh
di masjid, dan lainnya selama masa pandemic ini digantikan dengan buka bersama,
ngabuburit, dan shalat taraweh berjamaah bersama keluarga. Budaya lain yang
tampak mulai memudar yaitu jabat tangan antara yang muda dengan yang tua, akankan
budaya tersebut akan tetap bertahan, tetapi ada cara lain untuk tidak mengurangi
rasa hormat yang muda ke yang lebih tua yaitu dengan memberi salam, sediki tmenundukkan
kepala,menanggapi pembicaraan denganbahasa yang sopan.
Bukan berarti dengan kondisi
yang seperti, budaya-budaya tersebut ditingaalkan begitu saja. Banyak cara yang
dilakukan oleh masyarakat muslim Indonesia dalam menjaga budaya tersebut
ditengah pandemic ini. Misalnya jika pada kondisi yang kondusif banyak
masyarakat yang melakukan buka bersama teman-temannya, maka di kondisi pandemic
ini diganti dengan buka bersama online. Adalagi selain itu pada sore hari
masyarakat banyak yang ngabuburit dengan berkeliling daerahnya masing-masing
entah hanya untuk sekedar menghabiskan waktu atau membeli takjil, sekarang
mereka memilih ngabuburit dengan cara menonton film/youtube, kajian online, dan
lain sebagainya. Dan masih banyak hal lain yang dilakukan untuk menjaga
budaya-budaya ramadhan di tengah kondisi pandemik ini. Budaya-budaya yang seharusnya
kita jaga agar tetap ada, mengingat budaya-budaya ramadhan ini yang adalah
momen yang begitu spesial karena hadir satu tahun sekali dan belum tentu di
tahun mendatang kita masih bisa merasakan budaya-budaya tersebut.