JAKARTA,
iNews.id - Pemerintah masih menghadapi persoalan
tingginya angka pengangguran terdidik. Hal ini tercermin dari tingkat
pengangguran terbuka (TPT) lulusan universitas dengan rentang pendidikan S1
hingga S3 yang mencapai 737.000 orang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),
per Agustus 2019, jumlah pengangguran lulusan universitas mencapai 5,67 persen
dari total angkatan kerja sekitar 13 juta orang. Meski persentasenya turun
dibandingkan Agustus 2018 yang 5,89 persen, angkanya di atas rata-rata
pengangguran nasional yang sebesar 5,28 persen.
Menurut saya angka pengangguran sarjana tidak
akan terjadi sebanyak ini jika dan hanya jika para lulusan sarjana memiliki
skill dan mental pengusaha. Sehingga walaupun para sarjana tidak terserap
didunia kerja maka mereka bisa memulai sebuah usaha. Tidak harus usaha yang
besar tentunya. Usaha kecil kecilan saja insyaallah akan bisa menghidupi
kebutuhan sehari hari dia dan keluarganya.
Bukankah rizqi kita sudah ditetapkan oleh
Allah subhanahu wa ta`ala? Ketika seseorang ditanya “apakah kamu percaya bahwa
ajal kamu sudah ditentukan?” tentu semua orang akan berkata “iya saya yakin!”
Begitu juga dengan masalah rizqi. Allah subhanahu wa ta`ala sudah menetapkan
rizqi kita semua. Dan yakinlah bahwa kita tidak akan mati sampai diberikan
jatah rizqi kita yang terakhir.
Disini saya akan memberikan dua tips menjadi
seorang pengusaha. Yang pertama kita harus memiliki tekat yang kuat menjadi
pegusaha. Jika kita hanya perpaku mencari dan mencari pekerjaan dan tidak
memiliki niatan dan tekat yang kuat menjadi pengusaha maka lupakan ada akan
keluar dari belenggu kemiskinan. Yang kedua, setelah memiliki tekat yang kuat
untuk menjadi pengusaha kita harus bertawakal, berdoa dan meminta pertolongan
kepada Allah subhanahu wa ta`ala karena Dia lah yang memberikan kita rizqi.
Analogi sederhana ketika kita ingin masuk kedalam sebuah rumah yang terkunci.
Kalau dipikir dengan akal sehat dan logika, kita akan dengan mudah masuk rumah
yang terkunci jika memiliki kunci rumah tersebut bukan? Begitu juga dengan
masalah rizqi. Ketika kita sudah memiliki kunci alias ridha Allah subhanahu wa
ta`ala, maka rizqi pun dengan mudah akan kita dapatkan.
Coba kita bandingkan sumber daya alam Arab
Saudi dengan Indonesia. Indonesia sangat jauh sekali lebih asri bila
dibandingan dengan Arab Saudi. Arab Saudi merupakan negara yang tandus dan
banyak gurun pasirnya.
Namun kenapa negara Arab Saudi lebih makmur konsidi perekonomiannya? Kenapa
Arab Saudi lebih kaya orang orangnya? Jawabannya karena mereka lebih dekat
dengan Allah subhanahu wa ta`ala. Mereka kalau datang panggilan adzan mereka
sholat. Mereka banyak berdzikir. Ketika ada kajian datang.
Maka dari
itu saya mengajak diri saya pribadi dan pembaca pada umumnya untuk kembali
kepada Allah subhanahu wa ta`ala. Kita tidak mencari sesuatu yang tidak ada.
Rizqi kita sudah ditetapkan oleh Allah
subhanahu wa ta`ala. Masalah rizki bukan masalah banting ngebanting tulang.
Bukan masalah seberapa lama kita bekerja. Bukan masalah kepala jadi kaki, kaki
menjadi kepala. Masalah rizqi masalah iman dan taqwa.
Sekian
essai dari saya, semoga bermanfaat dan dapat menjadi pencerahan kita sebagai
mahasiswa ataupun yang sudah lulus dan sedang mencari pekerjaan. Kurang dan
lebihnya saya mohon maaf. Salam cogan feb J