Suscríbete

Sabtu, 13 Juni 2020

Apa Kabar Ekonomi Kita Hari Ini?


Apa Kabar Ekonomi Kita Hari Ini?
Oleh : Octa dan Wiwit

Menurut Drajat Wibowo Ketua Dewan Informasi Strategis dan Kebijakan Badan Intelijen Negara (DISK) “Ada PSBB tapi di pasar-pasar masih ramai, tempat ibadah masih ramai. Jadi saya berharap PSBB kita bisa betul-betul efektif. Seperti di New Zealand orangnya disiplin, kontak bisa benar-benar tidak ada dan sangat terbatas sekali. Virusnya tidak lompat dan bisa mati sendiri. Karena virus ini kalau ada di udara atau ada di ruang bebas dalam waktu tertentu dia akan mati. Pemerintah harusnya segera melakukan rapid test kepada seluruh rakyat. Selain itu, anggota masyarakat harus benar benar disiplin menjaga jarak dan tidak kemana mana atau tinggal di rumah.”

Sebagian pernyataan tersebut memang ada benarnya. Akan tetapi, Apakah Indonesia sudah siap akan hal tersebut? Seperti kita ketahui, apabila kita benar-benar melaksanakan PSBB secara total, maka yang akan hancur pertama kali adalah perekonomian kita. Mengapa demikian? Indonesia sendiri merupakan negara berkembang dimana masih banyak kemiskinan diseluruh wilayahnya. Dalam riset terbaru SMERU, skenario terkecil, SMERU memprediksi angka kemiskinan pada Maret 2020 naik menjadi 9,7 persen atau bertambah 1,3 juta orang miskin baru. “12,4 persen ini sama dengan kondisi pada 2011, dengan kata lain, usaha pemerintah selama sembilan tahun untuk menurunkan angka kemiskinan akan sia-sia,” demikian keterangan resmi dari SMERU Research Institute di Jakarta, Jumat, 17 April 2020. Hal ini menjadi bukti bahwa perekonomian di Indonesia akan mengalami kemunduran yang sangat besar.

Apabila Indonesia menerapkan PSBB secara total maka akan berdampak besar terhadap perekonomian kalangan menengah ke bawah. Hal ini karena ekonomi mereka yang setiap harinya hanya ditopang oleh pendapatan pada hari itu juga, pemasukannya menjadi sangat rentan karena ketika mereka tidak bekerja, maka pendapatan mereka juga tidak ada. Bagi mereka yang berprofesi sebagai ASN atau pegawai lembaga formal, meskipun mereka bekerja dari rumah, gaji mereka di awal bulan depan masih tetap utuh. Bayangkan kalau pegawai informal, pedagang kecil-kecilan, dan orang yang kerjanya serabutan, tentu mereka sangat rentan dengan kemiskinan. Satu hari saja mereka tidak bekerja, maka tidak ada yang dapat dimakan untuk hari itu dan esoknya. Akhir-akhir ini saja, bisa kita saksikan bersama transportasi online sangat sepi sehingga pendapatan mereka turun drastis karena tidak ada yang mengorder. Begitu juga sektor pariwisata sudah tutup. Jutaan orang yang hidupnya tergantung sektor pariwisata menjadi pengangguran. Jutaan pengelola dan pegawai destinasi parisiwasata menganggur. Pemilik dan pegawai warung penjaja makanan dan toko souvenir berhenti bekerja. Pengola jasa travel berhenti operasi. Ratusan ribu penyedia jasa trasportasi, supir dan kru bus pariwisata, dan pemandu wisata menganggur. Belum lagi jutaan karyawan yang terpaksa diPHK karena perusahaan tempat mereka bekerja harus tutup sementara waktu ataupun bangkrut. Pekerjaan yang selama ini menjadi sumber penghasilan, kini sudah tidak ada lagi. Adanya himbauan untuk tetap di rumah saja, juga menghambat aktivitas mereka untuk mencari pekerjaan lain untuk menghasilkan uang. Jangankan untuk memenuhi kebutuhan tersier, untuk memenuhi kebutuhan sehari-haripun mereka mengalami kesulitan.

Bantuan sosial dari pemerintah pun tidak dapat terserap dengan baik. Masih banyak oknum-oknum di luar sana yang memanfaatkan situasi saat ini agar mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah tanpa memperhatikan orang-orang di sekitar mereka yang lebih membutuhkan bantuan tersebut. Lantas siapakah yang harus disalahkan dalam kondisi seperti ini?. Apakah pemerintah yang tidak dapat menyalurkan bantuan kepada orang-orang yang tepat atau masyarakat Indonesia yang yang egois dan rakus ?. Entahlah. Semoga Indonesia segera pulih dan perekonomiannya bangkit kembali J

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surakarta 57162, Indonesia
Kampus 2 UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UMS)

Followers

Stats

Didukung Oleh

Didukung Oleh

Blog Archive

Link Blog

BTemplates.com

Popular Posts