Suscríbete

Sabtu, 13 Juni 2020

Tingginya Angka Pengangguran Terdidik


            JAKARTA, iNews.id - Pemerintah masih menghadapi persoalan tingginya angka pengangguran terdidik. Hal ini tercermin dari tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan universitas dengan rentang pendidikan S1 hingga S3 yang mencapai 737.000 orang.
           
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), per Agustus 2019, jumlah pengangguran lulusan universitas mencapai 5,67 persen dari total angkatan kerja sekitar 13 juta orang. Meski persentasenya turun dibandingkan Agustus 2018 yang 5,89 persen, angkanya di atas rata-rata pengangguran nasional yang sebesar 5,28 persen.
           
Menurut saya angka pengangguran sarjana tidak akan terjadi sebanyak ini jika dan hanya jika para lulusan sarjana memiliki skill dan mental pengusaha. Sehingga walaupun para sarjana tidak terserap didunia kerja maka mereka bisa memulai sebuah usaha. Tidak harus usaha yang besar tentunya. Usaha kecil kecilan saja insyaallah akan bisa menghidupi kebutuhan sehari hari dia dan keluarganya.
           
Bukankah rizqi kita sudah ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta`ala? Ketika seseorang ditanya “apakah kamu percaya bahwa ajal kamu sudah ditentukan?” tentu semua orang akan berkata “iya saya yakin!” Begitu juga dengan masalah rizqi. Allah subhanahu wa ta`ala sudah menetapkan rizqi kita semua. Dan yakinlah bahwa kita tidak akan mati sampai diberikan jatah rizqi kita yang terakhir.

Disini saya akan memberikan dua tips menjadi seorang pengusaha. Yang pertama kita harus memiliki tekat yang kuat menjadi pegusaha. Jika kita hanya perpaku mencari dan mencari pekerjaan dan tidak memiliki niatan dan tekat yang kuat menjadi pengusaha maka lupakan ada akan keluar dari belenggu kemiskinan. Yang kedua, setelah memiliki tekat yang kuat untuk menjadi pengusaha kita harus bertawakal, berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah subhanahu wa ta`ala karena Dia lah yang memberikan kita rizqi. Analogi sederhana ketika kita ingin masuk kedalam sebuah rumah yang terkunci. Kalau dipikir dengan akal sehat dan logika, kita akan dengan mudah masuk rumah yang terkunci jika memiliki kunci rumah tersebut bukan? Begitu juga dengan masalah rizqi. Ketika kita sudah memiliki kunci alias ridha Allah subhanahu wa ta`ala, maka rizqi pun dengan mudah akan kita dapatkan.
           
Coba kita bandingkan sumber daya alam Arab Saudi dengan Indonesia. Indonesia sangat jauh sekali lebih asri bila dibandingan dengan Arab Saudi. Arab Saudi merupakan negara yang tandus dan banyak gurun pasirnya. Namun kenapa negara Arab Saudi lebih makmur konsidi perekonomiannya? Kenapa Arab Saudi lebih kaya orang orangnya? Jawabannya karena mereka lebih dekat dengan Allah subhanahu wa ta`ala. Mereka kalau datang panggilan adzan mereka sholat. Mereka banyak berdzikir. Ketika ada kajian datang.
           
Maka dari itu saya mengajak diri saya pribadi dan pembaca pada umumnya untuk kembali kepada Allah subhanahu wa ta`ala. Kita tidak mencari sesuatu yang tidak ada. Rizqi  kita sudah ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta`ala. Masalah rizki bukan masalah banting ngebanting tulang. Bukan masalah seberapa lama kita bekerja. Bukan masalah kepala jadi kaki, kaki menjadi kepala. Masalah rizqi masalah iman dan taqwa.
           
Sekian essai dari saya, semoga bermanfaat dan dapat menjadi pencerahan kita sebagai mahasiswa ataupun yang sudah lulus dan sedang mencari pekerjaan. Kurang dan lebihnya saya mohon maaf. Salam cogan feb J

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surakarta 57162, Indonesia
Kampus 2 UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UMS)

Followers

Stats

Didukung Oleh

Didukung Oleh

Blog Archive

Link Blog

BTemplates.com

Popular Posts